Polisi Thailand Tangkap 4 Pria Diduga Jual Senjata ke Pelaku Penembakan di Mall Siam Paragon

Polisi Thailand pada Kamis (5/10) menangkap empat pria yang diduga menjual senjata modifikasi secara ilegal kepada seorang anak berusia 14 tahun yang melakukan serangan penembakan di mal Bangkok.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Okt 2023, 17:37 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 17:37 WIB
Lokasi penembakan di Siam Paragon Mall, Bangkok, Thailand. (AP/Sakchai Lalit)
Lokasi penembakan di Siam Paragon Mall, Bangkok, Thailand. (AP/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Polisi Thailand pada Kamis (5/10) menangkap empat pria yang diduga menjual senjata modifikasi secara ilegal kepada seorang anak berusia 14 tahun yang melakukan serangan penembakan di mal Bangkok yang menewaskan dua orang.

Remaja tersebut didakwa melakukan pembunuhan atas serangan pada Selasa (3/10) di mall Siam Paragon, yang menurut polisi dilakukan dengan pistol kosong yang dimodifikasi untuk menembakkan peluru tajam.

Petugas di provinsi Yala di selatan Thailand menangkap dua pria pada Kamis dini hari karena dicurigai menjual senjata kepada bocah tersebut.

“Polisi menggerebek rumah mereka untuk menemukan lebih banyak bukti terkait kasus ini,” kata seorang polisi senior Yala kepada AFP.

"Mereka dibawa ke Bangkok untuk diinterogasi."

Sementara dua pria lainnya ditangkap di Bangkok, lapor Reuters.

“Ada juga peralatan streaming langsung,” kata pejabat polisi Samran Nuanma kepada wartawan di luar rumah salah satu tersangka, seraya menambahkan bahwa dia mencurigai penjualan tersebut terjadi di media sosial, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (5/10/2023).

Orang-orang tersebut juga memiliki senjata api ilegal, alat untuk memodifikasi pistol, dan narkotika.

Ratusan pengunjung meninggalkan mal yang penuh sesak itu karena ketakutan ketika tembakan terjadi pada Selasa sore.

Total tujuh orang tertembak, dan seorang wanita dari Tiongkok dan satu lagi dari Myanmar tewas.

Remaja tersebut didakwa melakukan percobaan pembunuhan, membawa dan menembakkan senjata di tempat umum, dan memiliki senjata api tanpa izin.

Dia sedang menjalani tes kejiwaan untuk melihat apakah dia layak untuk diadili.

Dilaporkan sebelumnya bahwa ia telah menerima perawatan untuk penyakit mental tetapi telah berhenti minum obat, menurut polisi.

 

Pengendalian Senjata Ilegal

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Penembakan tersebut telah memicu seruan untuk pengendalian senjata yang lebih ketat di negara yang dipenuhi senjata legal dan ilegal.

Peristiwa ini terjadi beberapa hari sebelum peringatan satu tahun pembantaian paling mematikan dalam sejarah modern Thailand, di mana seorang mantan polisi bersenjatakan pistol dan pisau menyerang sebuah taman kanak-kanak, menewaskan 24 anak-anak dan 12 orang dewasa.

Menurut database internasional, Thailand diperkirakan memiliki 10 juta senjata. Pada tahun 2020, seorang tentara menembak mati 29 orang dalam sebuah mal yang mengamuk di Nakhon Ratchasima.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berjanji untuk mengambil “langkah-langkah pencegahan” guna mencegah tragedi lebih lanjut.

Pemerintah Thailand juga mulai menutup celah hukum terkait penjualan online dalam upaya mengendalikan penyebaran senjata.

“Kementerian digital akan menutup situs-situs yang menjual senjata,” kata Jakkapong Sangmanee, wakil menteri luar negeri.

Pemerintah juga akan berhenti mengeluarkan izin tambahan untuk impor senjata dan izin kepemilikan.

Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya