Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara akan meningkatkan pencegahan militernya untuk memastikan keamanannya terhadap persenjataan nuklir Amerika Serikat (AS) yang ditujukan kepadanya.
Demikian dilaporkan kantor berita Korea Utara, KCNA, pada Jumat (3/11/2023), saat negara itu mengkritik AS atas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) belum lama ini.
Baca Juga
Angkatan Udara AS meluncurkan ICBM Minuteman IIIÂ berkemampuan nuklir dari pangkalan di California pada Rabu (1/11), namun rudal tersebut diledakkan setelah terdeteksi anomali. Uji coba itu dihadiri oleh pejabat pertahanan Korea Selatan, menandai kunjungan pertama mereka sejak tahun 2016.
Advertisement
Korea Utara mengatakan meski uji coba AS gagal, namun kehadiran gangster boneka militer, Korea Selatan, menunjukkan bahwa senjata nuklir AS ditargetkan ke Korea Utara.
"Korea Utara akan terus melanjutkan aksi militernya untuk meningkatkan pencegahan dan menjamin keamanan strategis di Semenanjung Korea dan kawasan," sebut komentator yang dimuat KCNA, seperti dilansir CNA, Jumat.
Kecurigaan Korea Selatan
Komentator Korea Utara tersebut juga mengkritik AS dan Korea Selatan atas berbagai langkah militer baru-baru ini, termasuk penempatan pesawat pengebom strategis nuklir AS ke Korea Selatan.
"Ancaman nuklir oleh AS dan pasukan bawahannya terhadap Korea Utara mendekati garis merah baru," kata dia, yang selanjutnya menyerukan penguatan kekuatan bersenjata nuklir untuk pertahanan diri.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan komentar tersebut menimbulkan pertanyaan apakah Korea Utara bersiap untuk membenarkan provokasi militer lainnya.
"Jelas bahwa meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea saat ini disebabkan oleh pengembangan nuklir Korea Utara yang sia-sia dan provokasi militer yang sembrono," ujar wakil juru bicara kementerian Kim In Ae.
Advertisement
Intensitas Latihan Militer AS Cs
Korea Selatan mengadakan latihan udara bersama dengan AS dan Jepang di dekat Semenanjung Korea bulan lalu, yang melibatkan pengebom strategis B-52 AS serta jet tempur ketiga negara tersebut.
AS dan Korea Selatan juga mengadakan latihan udara besar-besaran yang melibatkan 130 pesawat tempur dari kedua negara untuk menyimulasikan operasi masa perang 24 jam pada bulan lalu.
Korea Selatan dan AS menyatakan latihan mereka bertujuan untuk menjaga kesiapan tempur dalam menanggapi Korea Utara. Sementara Korea Utara mengecam latihan tersebut sebagai persiapan AS dan sekutunya Korea Selatan untuk menyerang negara tersebut.