Liputan6.com, London - Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly meminta maaf karena bercanda tentang membubuhi minuman istrinya dengan obat pemerkosaan (date rape drug).
Menurut laporan tabloid Inggris, Sunday Mirror, Cleverly melontarkan lelucon tersebut kepada tamu perempuan saat menghadiri resepsi di Downing Street awal bulan ini. Demikian seperti dilansir CNN, Rabu (27/12/2023).
Baca Juga
Surat kabar itu menyebutkan, Cleverly mengatakan bahwa menambahkan Rohypnol ke dalam minuman istrinya setiap malam tidak terlalu ilegal jika hanya sedikit.
Advertisement
Dia dilaporkan menambahkan, "Rahasia pernikahan yang langgeng adalah memastikan pasangan Anda adalah seseorang yang selalu dibius ringan, sehingga dia tidak akan pernah menyadari bahwa ada pria yang lebih baik di luar sana."
Komentarnya, menurut Mirror, muncul pada hari yang sama ketika Cleverly berjanji memperkuat undang-undang mengenai meningkatnya epidemi drink spiking (meletakkan bahan asing di minum) di Inggris.
Juru bicara Cleverly mengatakan kepada PA Media, "Dalam apa yang selalu dipahami sebagai percakapan pribadi, James, menteri dalam negeri yang menangani spiking, melontarkan apa yang jelas-jelas dimaksudkan sebagai lelucon yang ironis – dan dia meminta maaf."
Diserukan Mundur
Pernyataan Cleverly disebut telah menimbulkan kontroversi di kalangan kelompok hak asasi perempuan dan mendorong seruan pengunduran dirinya.
Politikus Partai Buruh Oposisi dan Menteri Dalam Negeri Bayangan Yvette Cooper menulis di X alias Twitter, "Spiking adalah kejahatan yang serius & menghancurkan."
"Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa Menteri Dalam Negeri yang bertugas menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan menganggap tidak masalah jika membuat lelucon seperti ini. Bagaimana para korban bisa memercayainya untuk menanggapi kejahatan keji ini dengan serius?"
Fawcett Society, sebuah kelompok advokasi perempuan, menggambarkan komentar tersebut "memuakkan".
"Tidak heran perempuan tidak merasa aman. Kita tahu bahwa 'olok-olok' adalah alasan yang memungkinkan kebencian terhadap perempuan berkembang. Bagaimana kita bisa memercayainya untuk secara serius menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan? Kita berhak mendapatkan yang lebih baik dari ini ... dan Cleverly harus mengundurkan diri," kata ketua eksekutif Fawcett Society, Jemima Olchawski.
Women’s Aid, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga di Inggris mengungkapkan, "Kami mengandalkan para pemimpin politik untuk mengambil tindakan guna mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, serta misogini yang mendasarinya."
"Sangat penting bagi para penyintas untuk melihat para menteri menangani masalah ini dengan serius dan tidak meremehkan kenyataan yang dihadapi banyak perempuan."
Advertisement
Minta Maaf Kali Kedua
Beberapa pekan lalu, Cleverly juga terpaksa mengeluarkan permintaan maaf karena diyakini menggunakan bahasa yang tidak pantas sehubungan dengan anggota parlemen Partai Buruh Alex Cunningham. Dia dituduh menggunakan kata-kata yang menghina untuk menggambarkan daerah pemilihannya di Stockton North – sebuah klaim yang dia bantah.
Inggris sedang menghadapi peningkatan epidemi spiking. PA Media melaporkan, antara Mei 2022 dan April 2023, terdapat 6.732 laporan kasus spiking di Inggris dan Wales.