Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Cuma Tertawa Usai Dituduh Duterte Pecandu Narkoba

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr hanya bisa tertawa usai dituduh oleh Rodrigo Duterte ingin mengubah konstitusi terkait batasan masa jabatan pemimpin negara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Jan 2024, 17:03 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 17:03 WIB
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di kota Quezon, Filipina, Senin, 25 Juli 2022. (Jamillah Sta Rosa/Foto Pool via AP)
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di kota Quezon, Filipina, Senin, 25 Juli 2022. (Jamillah Sta Rosa/Foto Pool via AP)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr hanya bisa tertawa usai dituduh oleh Rodrigo Duterte ingin mengubah konstitusi terkait batasan masa jabatan pemimpin negara.

Marcos juga tertawa saat dibilang Duterte sebagai pecandu narkoba.

Dikutip dari laman ABC News, Selasa (30/1/2024) Marcos mengatakan tuduhan tersebut tidak benar dan malah melempar tuduhan balik bahwa Duterte lah yang kerap menggunakan fentanil dengan dosis kuat.

Pada tahun 2016, Duterte mengatakan dia pernah menggunakan fentanil untuk meringankan rasa sakit akibat cedera akibat kecelakaan sepeda motor.

Pengacaranya, Salvador Panelo, mengatakan pada hari Senin bahwa Duterte berhenti mengonsumsi fentanil sebelum dia menjadi presiden pada tahun 2016.

"Saya pikir itu karena fentanil," kata Marcos.

"Fentanyl adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli. Setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya."

Sementara itu, Rodrigo Duterte mengklaim tanpa memberikan bukti apa pun bahwa anggota parlemen yang mendukung Marcos Jr, termasuk Ketua DPR Martin Romualdez, menyuap pejabat lokal untuk mengamendemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan, sehingga mereka dapat memperpanjang cengkeraman mereka pada kekuasaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Duterte: Presiden Kita Pecandu Narkoba

Potret Presiden Rodrigo Duterte
Potret Presiden Rodrigo Duterte. (Bullit Marquez/AP)

Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos Jr, membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa dia ingin konstitusi diamendemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing.

Marcos Jr sendiri mengaku dia terbuka mengubah ketentuan ekonomi dalam konstitusi, namun menentang perubahan ketentuan yang membatasi kepemilikan asing atas tanah dan industri penting lainnya seperti media.

Konstitusi tahun 1987, yang sarat dengan perlindungan untuk mencegah kediktatoran, mulai berlaku setahun setelah ayah Marcos Jr digulingkan oleh people power yang didukung tentara di tengah tuduhan penjarahan dan kekejaman hak asasi manusia selama pemerintahannya.


Perpecahan Politik di Filipina

President Rodrigo Duterte (AP Photo)
President Rodrigo Duterte (AP Photo)

Pernyataan keras Duterte memperkuat rumor berbulan-bulan tentang perpecahan politik dengan penggantinya meskipun putri Duterte, Sara, adalah wakil presiden Marcos Jr setelah kemenangan telak mereka dalam pemilu pada tahun 2022.

Dalam beberapa pekan terakhir, para pendukung Duterte dibuat marah oleh laporan kunjungan mendadak penyelidik Mahkamah Pidana Internasional bulan lalu yang menyelidiki pembunuhan yang meluas selama tindakan keras anti-narkoba yang dilancarkan Duterte saat menjabat sebagai presiden. Kunjungan yang dilaporkan belum dikonfirmasi.

Duterte, yang terkenal karena tindakan kerasnya yang menewaskan ribuan tersangka yang sebagian besar adalah orang miskin, menyatakan dalam pidatonya tanpa memberikan bukti apa pun bahwa Marcos Jr pernah masuk dalam daftar tersangka pengguna narkoba.

"Anda, militer, Anda tahu ini, kita punya presiden yang pecandu narkoba," kata Duterte yang disambut sorak sorai beberapa ribu pendukungnya di wilayah selatan Kota Davao.

Infografis Putra Diktator Ferdinand Marcos Unggul di Pilpres Filipina 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Putra Diktator Ferdinand Marcos Unggul di Pilpres Filipina 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya