17 Februari 1801: Thomas Jefferson Terpilih Jadi Presiden Ketiga Amerika Serikat

Thomas Jefferson kemudian melanjutkan kepemimpinannya sebagai presiden AS hingga periode kedua.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Feb 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2024, 06:00 WIB
Presiden AS ke-3 Thomas Jefferson. (Wikimedia Commons)
Presiden AS ke-3 Thomas Jefferson. (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Washington D.C - Pada 17 Februari 1801, Thomas Jefferson terpilih sebagai presiden ketiga Amerika Serikat (AS). Pemilu kali itu merupakan peralihan kekuasaan pertama secara damai dari satu partai politik ke partai lainnya di AS.

Dilansir History, Sabtu (17/2/2024), pada tahun 1800, dia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Kala itu, Thomas Jefferson memiliki kredibilitas politik yang mengesankan dan dianggap cocok untuk menjadi presiden.

Selain menyusun Deklarasi Kemerdekaan, Jefferson pernah bertugas di dua Kongres Kontinental sebagai menteri luar negeri di bawah kepemimpinan Presiden George Washington dan wakilnya, John Adams.

Peperangan partisan yang kejam menjadi ciri kampanye tahun 1800 antara Jefferson dan Aaron Burr dari Partai Demokrat-Republik dan Federalis John Adams, Charles C. Pinckney dan John Jay.

Pemilu tersebut menyoroti pertarungan yang sedang berlangsung antara pendukung Prancis dari Partai Demokrat-Republik, yang terlibat dalam revolusi berdarah mereka sendiri, dan Federalis pro-Inggris yang ingin menerapkan kebijakan gaya Inggris dalam pemerintahan AS.

Kaum Federalis membenci penggunaan guillotine (alat pemancung untuk hukuman mati) yang berlebihan oleh kaum revolusioner Prancis dan, sebagai akibatnya, mereka kurang memaafkan kebijakan luar negeri terhadap Prancis. Mereka menganjurkan pemerintahan terpusat yang kuat, dukungan militer dan keuangan yang kuat terhadap industri-industri baru.

Sebaliknya, Partai Republik di era Jefferson lebih menyukai pemerintahan yang terbatas, hak-hak negara bagian yang murni, dan ekonomi yang terutama bersifat agraris. Mereka khawatir kaum Federalis akan meninggalkan cita-cita revolusioner dan kembali ke tradisi monarki Inggris.

Sebagai menteri luar negeri di bawah pemerintahan Washington, Jefferson menentang usulan Menteri Keuangan Hamilton untuk meningkatkan pengeluaran militer dan mengundurkan diri ketika Washington mendukung rencana Federalis terkemuka untuk membangun sebuah bank nasional.

Kampanye Penuh Fitnah

Presiden AS ke-3 Thomas Jefferson
Presiden AS ke-3 Thomas Jefferson (vox)

Setelah kampanye yang cukup buruk, di mana para kandidat dan pendukung kedua pihak saling melontarkan fitnah, proses pemungutan suara dimulai pada April 1800.

Masing-masing negara bagian menjadwalkan pemilu pada waktu yang berbeda dan meskipun Jefferson dan Burr mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden, Konstitusi tetap mewajibkan suara setiap individu dihitung secara terpisah.

Hasilnya, pada akhir Januari 1801, Jefferson dan Burr masing-masing memiliki 73 suara elektoral.

Hasil Pemungutan Suara Maju ke DPR

Thomas Jefferson
Thomas Jefferson (Wikipedia/ Charles W. Peale)

Hasil ini kemudian mengharuskan pemungutan suara maju ke DPR AS. Para pendukung DPR yang dikuasai Federalis, bersikeras untuk mengikuti aturan Konstitusi yang cacat dan menolak untuk memilih Jefferson dan Burr bersama-sama dalam satu kali pemilihan.

Alexander Hamilton sebagai salah satu tokoh Federalis berpengaruh menujuk DPR untuk memberikan suara untuk menentang Burr. Ia menilai bahwa Burr tidak layak menjadi presiden.

Namun, dua minggu sebelum pelantikan yang dijadwalkan, Jefferson muncul sebagai pemenang dan Burr dikukuhkan sebagai wakil presidennya.

Pelantikan Presiden

Ilustrasi Amerika Serikat
Ilustrasi Amerika Serikat (Dok. Pixabay)

Sebuah kontingen tentara bersenjatakan pedang mengawal presiden baru dalam acara pelantikan pada 4 Maret 1801, yang menggambarkan sifat kontroversial pemilu dan ketakutan para pemenang akan pembalasan.

Dalam pidato pengukuhannya, Jefferson berusaha untuk mengatasi pandangan perbedaan politik dengan menyatakan bahwa "kita semua adalah anggota Partai Republik, kita semua adalah Federalis."

Sebagai presiden, Jefferson memberikan beberapa kelonggaran kepada lawan-lawannya, termasuk mengikuti saran Hamilton untuk memperkuat Angkatan Laut Amerika. Pada tahun 1801, Jefferson mengirimkan skuadron angkatan laut dan Marinir untuk menekan pembajakan Barbary terhadap pelayaran.

Masa jabatan pertama Jefferson berakhir dengan stabilitas dan kemakmuran yang relatif, dan pada tahun 1804 ia terpilih secara mayoritas untuk masa jabatan kedua.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya