AS Peringatkan Kota Avdiivka di Ukraina Bakal Jatuh ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji akan melakukan segalanya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa warga Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Feb 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2024, 19:40 WIB
Perang Rusia Ukraina
Petugas medis militer memberikan pertolongan pertama kepada seorang tentara Ukraina yang terluka di titik stabilisasi medis dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Kamis (25/1/2024). (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan merebut Kota Avdiivka di Ukraina timur – tempat terjadinya pertempuran paling sengit dalam beberapa bulan terakhir.

"Avdiivka berisiko jatuh ke dalam kendali Rusia," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seperti dilansir BBC, Jumat (16/2/2024).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji akan melakukan segalanya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa warga Ukraina.

Pasukan Rusia sendiri dilaporkan telah memperoleh keuntungan di Avdiivka dan mengancam akan mengepungnya.

Kota – yang hampir hancur seluruhnya – itu dipandang sebagai pintu gerbang ke Donetsk, ibu kota regional Ukraina yang direbut oleh pejuang yang didukung Rusia pada tahun 2014 dan kemudian dianeksasi secara tidak sah oleh Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Dalam pengarahan pada Kamis (15/2) di Washington, Kirby mengatakan Avdiivka bisa saja jatuh karena pasukan Ukraina di lapangan kehabisan amunisi artileri.

"Rusia mengirimkan gelombang demi gelombang pasukan wajib militer untuk menyerang posisi Ukraina," ujar Kirby.

"Dan karena Kongres belum meloloskan rancangan undang-undang tambahan, kami belum dapat menyediakan peluru artileri kepada Ukraina yang sangat mereka perlukan untuk menggagalkan serangan Rusia ini. Pasukan Rusia kini mencapai parit Ukraina di Avdiivka dan mereka mulai membanjiri pertahanan Ukraina."

Pengakuan Tentara Ukraina

Perang Rusia Ukraina di Donetsk
Kementerian Pertahanan Rusia juga memposting video pertempuran yang menunjukkan kendaraan lapis baja Ukraina dihujani serangan hebat. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Awal pekan ini, Senat AS menyetujui paket bantuan luar negeri senilai USD 95 miliar – termasuk USD 60 miliar untuk Ukraina – setelah berbulan-bulan perselisihan politik, namun mereka menghadapi perjuangan berat di DPR.

Ukraina sangat bergantung pada pasokan senjata dari AS dan sekutu Barat lainnya untuk dapat terus memerangi Rusia – kekuatan militer yang jauh lebih besar dengan amunisi artileri yang berlimpah.

Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg pada Kamis (15/2) memperingatkan bahwa kegagalan AS menyetujui kelanjutan bantuan militer ke Ukraina sudah berdampak pada medan perang.

Dalam pidato videonya pada Kamis malam, Presiden Zelenskyy mengatakan, "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa pejuang kami memiliki kemampuan manajerial dan teknologi yang cukup untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa warga Ukraina."

Pada Jumat, Zelensky mengunjungi Berlin dan Paris di mana dia akan menandatangani perjanjian keamanan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Perjanjian serupa mengenai kerja sama keamanan ditandatangani antara Ukraina dan Inggris pada Januari.

Pada Kamis malam, Jenderal Ukraina Oleksandr Tarnavsky mengakui bahwa pertempuran sengit sedang terjadi di dalam Avdiivka.

"Kami menghargai setiap bagian tanah Ukraina, namun nilai dan prioritas tertinggi bagi kami adalah kehidupan seorang tentara Ukraina," ujar Tarnavsky.

Sebelumnya, juru bicara militer Ukraina Dmytro Lykhoviy mengakui bahwa pasukan Ukraina di Avdiivka dipaksa untuk terkadang pindah ke posisi yang lebih menguntungkan. Beberapa tentara Ukraina juga secara pribadi mengakui bahwa kota itu bisa jatuh kapan saja.

"Kami kecewa," kata perwira Ukraina Oleksii dari Brigade Mekanik ke-110 Ukraina di daerah Avdiivka kepada BBC awal pekan ini, sambil berdiri di samping artileri bergerak besar ketika senjata Rusia meledak di kejauhan.

"Saat ini kami punya dua peluru, tapi kami tidak punya bahan peledak … jadi kami tidak bisa menembakkannya. Sampai saat ini, kami sudah kehabisan peluru," kata Oleksii.

Dia berpendapat bahwa kekurangan tersebut meluas dan berdampak dramatis pada pertempuran di Avdiivka.

"Kami merasakan tanggung jawab yang sangat besar terhadap orang-orang kami yang bertempur di kota saat ini, hanya bersenjatakan senapan serbu," tutur dia.

Situasi Sulit

Perang Rusia Ukraina di Donetsk
Foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin (5/6/2023), menunjukkan sebuah kendaraan militer Ukraina dihantam selama pertempuran di Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan militer Rusia menangkis upaya Ukraina untuk melancarkan serangan di bagian selatan wilayah Donetsk pada hari Minggu. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Panglima tertinggi Ukraina yang baru diangkat, Oleksandr Syrskyi, yang mengunjungi garis depan di daerah Avdiivka pekan ini, mengakui bahwa situasi di sana sulit. Dia mengatakan militer Rusia menggunakan pasukannya sebagai umpan meriam.

Kyiv menyebutkan brigade elite Ukraina kini telah dikirim ke Avdiivka, demikian pula dengan artileri cadangan.

Dalam laporan yang belum diverifikasi, blogger militer Rusia mengatakan pada Kamis bahwa posisi pertahanan utama Ukraina di Avdiivka selatan – yang dikenal sebagai Zenit – kini berada di bawah kendali Moskow.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya