Kanada Kirim Lebih dari 800 Drone ke Ukraina untuk Lawan Rusia

Pengumuman Kanada disampaikan beberapa hari menjelang peringatan dua tahun invasi Rusia ke Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Feb 2024, 15:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 15:01 WIB
Perang Rusia - Ukraina
Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran memeriksa lokasi serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah hotel di Kharkiv, Ukraina, Rabu (10/1/2024). Dua rudal Rusia menghantam hotel tersebut dan melukai 11 orang. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Liputan6.com, Ottawa - Pemerintah Kanada pada Senin (19/2/2024) mengatakan pihaknya akan mengirimkan lebih dari 800 drone ke Ukraina mulai awal musim semi ini.

Kementerian Pertahanan Nasional menjelaskan bahwa drone telah menjadi kemampuan penting bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia. Disebutkan bahwa drone penting untuk pengawasan dan pengumpulan intelijen, serta juga dapat digunakan untuk memindahkan pasokan, termasuk amunisi. Demikian seperti dilansir AP, Rabu (21/2).

Bantuan tersebut akan menelan biaya lebih dari USD 70 juta dan merupakan bagian dari bantuan militer Kanada senilai USD 370 juta yang diumumkan sebelumnya untuk Ukraina.

Sistem Udara Tak Berawak multi-misi SkyRanger R70 diproduksi oleh Teledyne di Waterloo, Ontario.

Pengumuman Kanada disampaikan beberapa hari menjelang peringatan dua tahun invasi Rusia ke Ukraina.

Kanada sebelumnya menyumbangkan 100 kamera drone resolusi tinggi ke Ukraina. Dalam dua tahun terakhir, pemerintahan Justin Trudeau juga telah menjanjikan bantuan militer sebesar USD 1,8 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jepang Janjikan Dukungan Rekonstruksi bagi Ukraina

Kondisi Kota Trostyanets Usai Direbut Kembali Ukraina
Seorang perempuan berjalan melewati tank yang hancur di kota Trostyanets, Ukraina, Senin, 28 Maret 2022. Trostsyanets baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina setelah dikuasai oleh Rusia sejak awal perang. (AP Photo/Felipe Dana)

Dalam perkembangan terpisah, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida menjanjikan dukungan bagi rekonstruksi Ukraina dalam sebuah konferensi pada Senin di Tokyo, yang mempertemukan ratusan pemimpin pemerintahan dan bisnis dari kedua negara.

"Perang di Ukraina masih berlangsung saat ini dan situasinya tidak mudah," kata Kishida, seperti dikutip dari VOA Indonesia.

"Promosi untuk rekonstruksi ekonomi, bagaimanapun, bukan hanya investasi untuk masa depan Ukraina, tetapi juga bagi Jepang dan seluruh dunia."

PM Kishida juga berjanji melonggarkan pengawasan visa dan mengumumkan bahwa Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang akan membuka kantor di Kyiv.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bahwa kedua negara menandatangani lebih dari 50 perjanjian kerja sama, termasuk konvensi antarpemerintah terkait penghindaran pajak ganda, yang sangat penting bagi perusahaan Jepang dalam perencanaan proyek baru di Ukraina.

"Dengan menggabungkan kekuatan kita, kita bisa mengubah tantangan ini menjadi kesempatan untuk pertumbuhan dan kesejahteraan pada masa depan," tulis Shmyhal pada platform X alias Twitter.

"Pengalaman Jepang dalam rekonstruksi pasca Perang Dunia II dan keajaiban ekonominya menjadi inspirasi bagi kami."


Ukraina Butuh USD 486 miliar untuk Rekonstruksi

Perang Rusia - Ukraina di Odesa
Rusia meluncurkan empat rudal jelajah ke Kota Odesa, kata komando Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina. Militer mengatakan sebelumnya bahwa dua rudal dihancurkan sebelum mengenai sasaran mereka. (Ukrainian Emergency Situation Press Office via AP)

Jepang telah menjanjikan lebih dari USD 10 miliar bantuan bagi Ukraina sejak Rusia melancarkan serangat skala penuh dua tahun lalu. Kebanyakan dari bantuan itu adalah bantuan keuangan dan kemanusiaan.

Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB memperkirakan dalam sebuah laporan pekan lalu bahwa Ukraina akan membutuhkan USD 486 miliar untuk upaya rekonstruksi selama satu dekade ke depan.

Jatuhnya Kota Avdiivka di Ukraina ke pihak pasukan Rusia telah meningkatkan reaksi Amerika Serikat (AS) baik dari Partai Demokrat maupun Republik terkait apakah bantuan militer senilai USD 60 miliar untuk Ukraina – yang tertahan di Kongres – mampu mendukung upaya Kyiv untuk menekan kembali pergerakan Rusia dan mengambil momentum dari Moskow.

Pernyataan dari Gedung Putih menyebutkan Presiden Joe Biden mengaitkan lepasnya benteng pertahanan Kota Avdiivka dengan tertahannya dana bantuan AS untuk Ukraina dalam pembicaraan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (17/2).

Meskipun ada dukungan besar bagi paket bantuan itu oleh mayoritas anggota DPR dari Partai Demokrat dan hampir separuh dari Republik, Ketua DPR AS Mike Johnson menyatakan dia tidak akan terburu-buru untuk menyetujui bantuan tersebut. Paket bantuan itu telah disetujui secara bipartisan oleh Senat pekan lalu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya