Pesan Ancaman Bom dan Tas Misterius Picu Pesawat United Airlines Mendarat Darurat, Ini yang Terjadi Selanjutnya

Pesan ancaman bom ditemukan di kamar mandi pesawat United Airlines dan memicu pendaratan darurat. .

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Feb 2024, 21:05 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2024, 21:05 WIB
Ilustrasi Pesawat Terbang
Ilustrasi ancaman bom di pesawat terbang. (Pixabay/qimono)

Liputan6.com, Jakarta - Penerbangan United Airlines dialihkan setelah ditemukan catatan ancaman bom di kamar mandi, bersama dengan tas misterius yang mencurigakan.

Laporan Metro.co.uk yang dikutip Kamis (22/2/2024) mengungkap bahwa pada hari Rabu (22/2) tak lama setelah jam 6 pagi United Airlines Penerbangan 1533 berangkat dari Bandara Internasional Newark di New Jersey AS menuju Los Angeles. Belum sampai tujuan, Boeing 787 itu melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional O’Hare di Chicago pada pukul 7.44 pagi gara-gara pesan yang ditemukan di restroom --yang menyatakan bahwa pesawat akan meledak.

Seekor anjing polisi kemudian dikerahkan untuk mengendus bom dan menemukan tas misterius nan mencurigakan yang terkait dengan catatan tersebut, kata sumber maskapai penerbangan kepada CBS 2. Sebuah robot lalu diterjunkan guna memindahkan tas tersebut, dan polisi menanyai penumpang yang mendaftarkannya.

Sejauh ini belum diketahui apakah ada isi mencurigakan di dalam tas tersebut.

United Airlines mengatakan kepada KTLA 5 News bahwa 'penerbangan 1533 dialihkan ke Chicago pada Rabu (22/2) pagi karena potensi masalah keamanan' dan bahwa 'penerbangan tersebut mendarat dengan selamat dan menemui penegak hukum setempat pada saat kedatangan'.

Penumpang turun dari pesawat dan diperkirakan berangkat ke tujuan pada Rabu sore hari.

Seorang penumpang dalam penerbangan tersebut, Rashad Robinson, menulis di X (Twitter) bahwa "seseorang diduga masuk ke kamar mandi dan membuat ancaman bom di jendela kamar mandi dan sekarang kami melakukan pendaratan darurat di Chicago".

Robinson menambahkan, penumpang lain mengatakan seseorang masuk ke kamar mandi dan menulis di cermin.

Sekitar lima jam kemudian, Robinson menulis bahwa para penumpang kembali ke pesawat yang sama "dan meyakini bahwa semua pemeriksaan dan penggeledahan telah dilakukan dan kami aman". Dia berterima kasih kepada staf maskapai karena bersikap "hangat dan responsif".

"Bangun tidur karena ketakutan akan bom adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan," kata Robinson.

 

 

Ancaman Bom Sebelumnya di Pesawat

Ilustrasi penumpang pesawat.
Ilustrasi ancaman bom di pesawat. (dok. RyanMcGuire/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Ini bukan satu-satunya masalah terkait ancaman bom dalam perjalanan udara di AS pekan ini.

Sebelumnya, seorang pria berusia 27 tahun yang naik penerbangan JetBlue Airways dari San Francisco ke Fort Lauderdale pada hari ulang tahunnya yang ke 27 hari Sabtu (17/2) bercanda soal bom. Ia menyebut bahwa TSA melewatkan bom di tasnya, menurut laporan penangkapan Kantor Sheriff Broward.

Ketika seorang pramugari menemui Mack Bjorn, dari Reno, Nevada, dia "menegaskan kembali bahwa TSA melewatkan bom di tasnya", menurut laporan penangkapan yang diperoleh WPLG. Dia didakwa membuat laporan palsu mengenai bom, senjata pemusnah massal, atau pembakaran.

Insiden ini terjadi beberapa bulan setelah keluarga seorang gadis berusia 14 tahun menggugat American Airlines setelah seorang pramugari diduga menempelkan iPhone ke dudukan toilet pesawat dan merekam dia sedang menggunakan kamar mandi.​

Bikin Pesawat Malaysia Airlines Putar Balik Akibat Ancaman Bom, Pria Australia Terancam 10 Tahun Penjara

Ilustrasi kecelakaan pesawat, pesawat jatuh. (macrovector/Freepik)
Ilustrasi ancaman bom di pesawat. (macrovector/Freepik)

Kasus ancaman bom di pesawat dilakukan seorang pria dalam penerbangan Malaysia Airlines dari Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus 2023.

Pria asal Australia itu kemudian didakwa pada Selasa (15/8/2023) terkait ancaman bom palsu dalam penerbangan menuju Malaysia, dan membuat penumpang ketakutan hingga membuat pesawat tersebut putar balik dan mendarat kembali di Bandara Internasional Sydney.

Dilansir Channel News Asia (CNA), penerbangan Malaysia Airlines dengan rute Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus sore terpaksa putar balik ke destinasi awal ketika pria Australia itu gelisah dan mengaku memiliki bahan peledak di tasnya. 

Sebuah video yang diambil oleh salah satu penumpang memperlihatkan ketika pria yang mengenakan tas punggung itu mengancam penumpang dan awak pesawat. 

Polisi mengatakan penerbangan yang lepas landas dari Bandara Sydney Kingsford Smith pukul 13.00 waktu setempat dan mengangkut 199 penumpang serta 12 awak, kembali mendarat di landasan pacu Syndey sekitar pukul 15.45 usai insiden itu. 

"Demi keselamatan, komandan penerbangan membuat keputusan untuk kembali ke Sydney," kata juru bicara Malaysia Airlines kepada CNA. 

Pihak maskapai kemudian mengatakan bahwa para penumpang dan awak yang bertugas meninggalkan pesawat pada pukul 19.00. 

Setibanya di bandara Sydney, pria tersebut langsung ditangkap oleh polisi dan didakwa atas tuduhan membuat pernyataan palsu tentang ancaman bom terhadap pesawat. Polisi juga tidak menyebutkan kewarganegaraan pria tersebut, namun mengatakan bahwa ia merupakan penduduk Canberra Australia. 

Pria itu juga didakwa atas tuduhan tidak mematuhi instruksi keselamatan awak kabin, kata Polisi Federal Australia (AFP).

"AFP tidak akan membocorkan masalah operasional, namun, rencana tanggap darurat diberlakukan dan evakuasi dimulai setelah dianggap aman bagi penumpang dan awak," ungkap Polisi Federal Australia. 

Selengkapnya klik di sini...

Ancaman Bom ke Pesawat Singapore Airlines SQ33 Picu Pengawalan Jet Tempur, 1 Orang Ditangkap

Singapore Airlines
Singapore Airlines (Foto: Roslan RAHMAN / AFP)

Seorang pria berusia 37 tahun ditangkap karena diduga membuat ancaman bom di atas pesawat Singapore Airlines (SIA) dari San Francisco yang mendarat di Singapura pada Rabu 28 September 2022 dini hari.

Menurut The Straits Times yang dikutip Kamis (29/9/2022), pria yang ditangkap terkait ancaman bom itu adalah warga negara asing.

Penerbangan SQ33, yang meninggalkan San Francisco pada pukul 22.26 pada Senin 26 September (Selasa 27 September pukul 13.26 waktu Singapura) dengan 209 penumpang dan 17 awak di dalamnya, dikawal oleh dua jet tempur RSAF sebelum mendarat di Bandara Changi pada Rabu 28 September sekitar pukul 05.50. Demikian menurut Angkatan Udara dan polisi Republik Singapura dalam sebuah pernyataan.

Polisi diberitahu tentang ancaman itu pada hari Rabu sekitar pukul 2.40 pagi, tambah pernyataan itu.

Seorang juru bicara SIA dalam menanggapi pertanyaan mengatakan SQ33 menuju ke bagian terisolasi dari bandara untuk pemeriksaan keamanan setelah mendarat, dan kemudian ditarik ke Terminal 3 setelah pemeriksaan keamanan selesai.

Defence Ministry (Mindef) atau Kementerian Pertahanan Singapura dalam sebuah posting Facebook pada hari Rabu mengatakan: "“Tim dari Kelompok Pertahanan Kimia, Biologi, Radiologi dan Bahan Peledak Angkatan Darat Singapura dan Divisi Polisi Bandara berada di lokasi untuk memverifikasi klaim tersebut."

"Ancaman itu kemudian diverifikasi sebagai palsu, dan orang yang mencurigakan telah ditangkap."

Menteri Pertahanan Ng Eng Hen dalam sebuah posting Twitter mengatakan angkatan udara mengaktifkan dua jet tempur F-16 untuk mengawal penerbangan pesawat SQ33.

Pernyataan polisi mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa penumpang diduga mengklaim bahwa ada bom di tas jinjing, dan telah menyerang kru.

"Dia ditahan oleh kru, dan kemudian ditangkap … karena dicurigai mengonsumsi obat-obatan terlarang. Penyelidikan polisi sedang berlangsung," tambah polisi.

Selengkapnya di sini...

Infografis 3 Tragedi Pesawat Hilang Belum Ditemukan Seperti MH370. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Tragedi Pesawat Hilang Belum Ditemukan Seperti MH370. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya