5 Fakta Menarik Cincin Saturnus yang Akan Menghilang 2025

Cincin Saturnus terbentang mengelilingi bagian ekuator Saturnus dan merupakan sistem cincin planet paling luas di tata surya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Mar 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 05:00 WIB
Melongok Megahnya Cincin Planet Saturnus
Seberapa besar ukuran cincin Planet Saturnus? Intip penampakannya berikut ini. (doc: Tech Insider)

Liputan6.com, Jakarta - Saturnus merupakan satu-satunya planet Bima Sakti yang memiliki cincin. Cincin saturnus pertama kali diamati oleh Galileo Galilei pada 1610 dengan menggunakan teleskop sederhana.

Cincin Saturnus terbentang mengelilingi bagian ekuator Saturnus dan merupakan sistem cincin planet paling luas di tata surya. Sayangnya, para ilmuwan memperkirakan cincin Saturnus terus menipis dan terancam akan hilang di masa yang akan datang.

Dikutip dari laman Space pada Rabu (20/03/2024), berikut fakta menarik tentang cincin Saturnus.

1. Terbentuk dari Bongkahan Es

Ternyata cincin Planet Saturnus hanyalah kumpulan partikel-partikel kecil berupa debu, es, dan batu yang berputar-putar. Partikel-partikel tersebut memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari seukuran debu hingga bongkahan besar sekalipun.

Semuanya ini berasal dari pecahan komet, asteroid atau benda-benda angkasa lainnya yang terkena gaya tarik dari planet, sehingga berkumpul mengelilingi Saturnus dan kemudian tampak seperti cincin. Bongkahan ini tak terhitung jumlahnya dan tersebar tidak beraturan di sekeliling planet.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa cincin milik Saturnus terbentuk setelah kehancuran sebuah bulan yang puing-puingnya kemudian membentuk cincin. Namun, penjelasan akan terbentuknya cincin Saturnus memiliki teori yang bervariasi.

Sayangnya, para astronom belum dapat menentukan teori mana yang paling tepat dengan sejarah terbentuknya cincin Saturnus.

 

Berlapis-lapis

2. Berlapis-lapis

Cincin Saturnus terdiri dari lapisan cincin membuat para astronom harus menamai lapisan-lapisan ini agar mudah diidentifikasi. Untuk mempermudah maka lapisan cincin Saturnus ini dinamai dengan abjad.

Sampai saat ini, lapisan cincin Saturnus telah sampai di abjad G. Artinya, sudah ada tujuh cincin Saturnus yang teridentifikasi.

Namun, penamaannya bukan diurutkan berdasarkan jarak yang terdekat dari Saturnus melainkan berdasarkan waktu penemuannya. Misalnya, cincin A adalah cincin yang paling awal ditemukan tapi bukanlah cincin yang paling dekat dengan Saturnus.

3. Jari-jari Cincin Terus Berputar

Fakta menarik tentang cincin Saturnus selanjutnya adalah jari-jari pada cincin Saturnus tidak diam melainkan berputar. Jari-jari atau spokes ini muncul melintasi cincin dalam selang waktu tertentu dan akan menghilang.

Uniknya, waktu kemunculannya tidaklah tetap dan berbeda-beda tergantung lamanya sinar matahari menyinari cincin tersebut. Hal ini pertama kali terlihat oleh pesawat luar angkasa, Voyager yang saat itu hendak memotret cincin Saturnus.

 

Awal Ditemukan

4. Awal Ditemukan

Pada saat teramati oleh Galileo Galilei, cincin pada Saturnus tampak seperti telinga manusia atau gagang panci. Pada 1656, pendapat Galileo ini dipatahkan oleh C. Huygens, seorang astronom Belanda yang mendapati bahwa bentuk yang dimaksud lebih mirip cincin ketimbang telinga atau panci.

Pada 2016, Edgard Rivera-Valentin yang saat ini menjadi peneliti di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory menggunakan model komputer baru untuk memeriksa bulan Saturnus, Iapetus dan Rhea. Ia menemukan kedua bulan tersebut telah terbentuk sejak awal kehidupan tata surya, yaitu selama 4,6 miliar tahun.

Temuan milik Rivera-Valentin tersebut lalu dipresentasikan pada konferensi Lunar and Planetary Sciences di Texas, ternyata mendukung gagasan cincin Saturnus lebih tua dari yang diperkirakan. Penelitian sebelumnya menunjukkan cincin dan bulan Saturnus baru berusia 100 juta tahun, relatif muda dalam kehidupan tata surya.

Perhitungan akan usia dunia lain dilakukan oleh para ilmuwan dengan meneliti kawahnya. Perkiraan usia permukaannya akan ditemukan berdasarkan bekas luka tumbukan dengan periode pengeboman besar-besaran di tata surya.

 

Menghilang dari Pandangan Bumi

5. Akan Menghilang dari Pandangan Bumi

Dikutip dari laman NASA pada Rabu (20/03/2024), cincin Saturnus memang akan tampak hilang dari pandangan pada 2025. Fenomena ini disebabkan oleh rotasi Saturnus pada porosnya.

Namun, sebenarnya Saturnus tidak benar-benar kehilangan cincinnya pada 2025. Hanya saja, cicinnya akan tampak semakin tipis, sehingga tidak terlihat oleh penduduk Bumi.

Setiap 13 hingga 15 tahun sekali, Bumi melihat cincin Saturnus dengan sangat tipis. Ketika fenomena ini terjadi, maka cincin tersebut sangat sulit diamati, sehingga pada dasarnya tidak terlihat.

Cincin Saturnus terakhir kali tampak menghilang 2009 dan tepatnya akan berulang kembali pada tanggal 23 Maret 2025.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya