Kekeringan Melanda, Wali Kota di Kolombia Minta Suami Istri Mandi Bareng

Waduk Chingaza yang menjadi pasokan air utama mencatat rekor terendah yang pernah ada.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Apr 2024, 08:20 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2024, 08:20 WIB
Ilustrasi bendera Kolombia (pixabay)
Ilustrasi bendera Kolombia (pixabay)

Liputan6.com, Bogota - Pasangan suami istri di Bogota diminta mandi bareng menyusul persediaan air dijatah di ibu kota Kolombia itu.

Lingkungan-lingkungan besar diputus dari jaringan air pada hari Kamis (11/4/2024) untuk menjaga tingkat air yang sangat rendah di waduk-waduk yang kekurangan hujan akibat fenomena cuaca El Nino.

"Mandilah bareng pasangan," kata Wali Kota Bogota Carlos Fernando Galan, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (13/4/2024).

"Ini adalah upaya edukasi dalam menghemat air, bukan yang lain. Hal semacam itu akan banyak membantu kita. Perubahan perilaku adalah kuncinya."

Galan juga meminta warga mempertimbangkan untuk meninggalkan praktik kebersihan sehari-hari karena kondisi waduk berada pada titik terendah dalam sejarah.

"Jika Anda tidak akan meninggalkan rumah pada hari Minggu atau hari lain dalam seminggu, manfaatkanlah waktu tersebut dan jangan mandi," pintanya menjelang pemadaman air.

Waduk Catat Rekor Terendah

ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan. (Dok. Tama66/Pixabay)

El Nino, yang biasanya menyebabkan curah hujan lebih rendah di Amerika Selatan, telah menyebabkan kekeringan dan suhu yang memecahkan rekor tahun ini, sehingga memaksa pemerintah di seluruh wilayah mengambil tindakan darurat.

Bogota biasanya menerima curah hujan rata-rata 1.020 mm setiap tahun – hampir dua kali lebih banyak dari London.

Namun, musim panas dan kemarau panjang yang tidak normal telah menyebabkan kebakaran hutan di sekitar ibu kota – menyebabkan asap memenuhi beberapa lingkungan – dan kini waduk yang menjadi andalan sekitar 10 juta orang berada pada tingkat kritis.

Persediaan di Waduk Chingaza, yang menyuplai 70 persen air di ibu kota, berada pada angka 16 persen – rekor terendah yang pernah ada.

Perusahaan air minum umum di Bogota memperkirakan masih ada sisa air untuk 54 hari.

Untuk mencegah bencana, pejabat setempat telah membagi Bogota menjadi sembilan zona, yang masing-masing zona akan terputus dari jaringan air selama 24 jam secara bergilir.

Wali kota tidak mengatakan berapa lama kebijakan ini akan berlangsung, namun meminta warga Bogota untuk mengurangi konsumsi agar kebijakan ini bisa diakhiri lebih cepat.

"Jangan sia-siakan setetes air pun di Bogota saat ini," kata Galan kepada wartawan minggu ini.

Krisis Air di Negara Lain

Ilustrasi waduk
Ilustrasi waduk (Dok. Pixabay)

Bogota bukan satu-satunya kota besar di Amerika Latin yang terpaksa mengambil tindakan untuk memerangi kekeringan. Mexico City juga telah menjatah pasokan air dalam sebulan terakhir dan Guatemala mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu (10/4) ketika negara tersebut berjuang untuk menjinakkan kebakaran hutan.

Hanya sedikit orang yang mungkin akan mengikuti saran Galan untuk berhenti mandi karena masyarakat Kolombia sangat sadar akan kebersihan, kata Mariana GarciaAchury, seorang warga ibu kota berusia 34 tahun.

"Saya benar-benar tidak berpikir itu akan terjadi," katanya. "Atau setidaknya jika mereka melakukannya, mereka tidak akan memberitahu siapa pun tentang hal itu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya