Liputan6.com, New York - Seorang juara catur asal Nigeria berhasil memecahkan rekor dunia setelah bermain selama 58 jam tanpa berhenti.
Tunde Onakoya (29) memulai upayanya memecahkan rekor di Times Square, New York, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (17/4/2024) dan menyelesaikan rekornya pada Sabtu dini hari.
Baca Juga
Onakoya berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yakni rekor maraton catur selama 56 jam, 9 menit dan 37 detik, yang dicapai pada tahun 2018 oleh Hallvard Haug Flatebø dan Sjur Ferkingstad, yang juga berasal dari Norwegia.
Advertisement
"Saya tidak bisa memproses banyak emosi yang saya rasakan saat ini. Saya tidak punya kata-kata yang tepat. Namun saya tahu kami telah melakukan sesuatu yang sungguh luar biasa," katanya kepada AFP, seperti dilansir The Guardian, Senin (22/4/2024).
"Pukul tiga pagi tadi malam, saat itulah saya siap untuk menyerah begitu saja… namun orang-orang Nigeria melakukan perjalanan dari seluruh dunia. Dan mereka bersamaku semalaman."
"Kami bernyanyi bersama dan mereka menari bersama dan saya tidak bisa menyerah begitu saja," sambungnya.
Dari rekor tersebut, ia berharap dapat menggalang dana hingga USD 1 juta untuk pendidikan anak-anak di seluruh Afrika.
Belum Dikonfirmasi Resmi oleh Guinness World Records
Selama 58 jam tersebut, ia berhadapan dengan sejumlah lawan termasuk Shawn Martinez, seorang juara catur AS. Ini dilakukannya sejalan dengan pedoman Guinness World Record bahwa setiap upaya untuk memecahkan rekor harus dilakukan oleh dua pemain yang bermain terus menerus sepanjang durasi.
Guinness World Record belum mengomentari upaya Onakoya secara terbuka. Terkadang diperlukan waktu berminggu-minggu bagi organisasi tersebut untuk mengonfirmasi rekor yang baru dipecahkan.
Advertisement
Galang Dana untuk Pendidikan Anak di Afrika
Onakoya, yang mendirikan Chess in Slums Africa pada tahun 2018, mengatakan upaya rekor tersebut dilakukannya “demi impian jutaan anak di seluruh Afrika yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan”. Organisasinya ingin mendukung pendidikan setidaknya 1 juta anak di daerah kumuh di seluruh benua.
"Energi saya 100 persen saat ini karena orang-orang saya di sini mendukung saya dengan musik," kata Onakoya pada Kamis malam setelah para pemain melewati batas waktu 24 jam.
Upaya gigih Onakoya tidak sia-sia. Ia pun berhasil mengumpulkan USD 22.000 dalam 20 jam pertamanya.
"Dukungan sangat besar dari warga Nigeria di AS, para pemimpin global, selebriti, dan ratusan orang yang lewat," kata Taiwo Adeyemi, manajer Onakoya.
Dukungan bagi Onakoya pun turut datang dari mantan wakil presiden Nigeria Yemi Osinbajo, yang menulis kepada Onakoya di X, "Ingatlah kata-kata Anda yang kuat: ’Adalah mungkin untuk melakukan hal-hal besar dari hal yang kecil.'"
Diberi Waktu Istirahat 5 Menit
Onakoya dan lawannya mendapat istirahat lima menit untuk setiap jam permainan yang dimainkan.
Onakoya memanfaatkan waktu istirahat untuk bertemu dengan warga Nigeria dan New York yang menyemangatinya, di mana perpaduan musik Afrika membuat penonton dan pendukung tetap terhibur – bahkan terkadang ikut menari.
Upaya Onakoya diikuti secara ketat di Nigeria, di mana ia secara teratur menyelenggarakan kompetisi catur bagi generasi muda yang hidup di jalanan untuk meningkatkan perjuangannya. Faktanya, lebih dari 10 juta anak putus sekolah di negara Afrika barat – salah satu angka tertinggi di dunia.
Advertisement