Liputan6.com, Washington, DC - Pemerintah negara bagian Kansas di Amerika Serikat akan segera memberikan dana hibah hingga USD 5 juta atau setara Rp80.5 miliar bagi sejumlah sekolah supaya dapat dilengkapi dengan kamera pengawas yang menggunakan sistem kecerdasan buatan atau AI.
Fungsinya untuk mendeteksi orang yang membawa senjata api, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (17/5/2024).
Baca Juga
Namun gubernur negara bagian Kansas harus terlebih dahulu menyetujui pengeluaran tersebut dan sekolah-sekolah harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat spesifik.
Advertisement
Salah satu kriteria itu adalah piranti AI harus dipatenkan sebagai teknologi anti-terorisme yang memenuhi syarat.
Hal ini sesuai dengan standar tertentu industri keamanan, yang sudah digunakan di setidaknya 30 negara bagian.
Piranti itu terbukti memiliki banyak kemampuan, termasuk mendeteksi tiga klasifikasi senjata api dengan minimal 300 sub-klasifikasi dan sedikitnya 2.000 permutasi.
Sejauh ini baru satu perusahaan yang memenuhi seluruh kriteria itu, yaitu ZeroEyes.
ZeroEyes adalah perusahaan yang sedang berkembang pesat an didirikan oleh veteran militer AS pasca penembakan fatal di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida.
Insiden penembakan pada 14 Februari 2018 itu menewaskan 17 siswa dan melukai 17 orang lainnya.
Penjelasan undang-undang soal AI bantu mendeteksi seseorang yang membawa senjata api kini sedang menunggu keputusan Gubernur Kansas Laura Kelly.
ZeroEyes juga tampaknya menjadi satu-satunya perusahaan yang memenuhi syarat untuk program deteksi senjata api di negara bagian itu berdasarkan undang-undang yang disahkan di Michigan dan Utah tahun lalu, di Florida dan Iowa pada awal tahun ini.
Â
Negara Bagian di AS Lainnya
Selain Kansas, aturan semacam ini sedang diusulkan untuk diberlakukan di Colorado, Louisiana dan Wisconsin.
Negara bagian Missouri pada Jumat (10/5) menjadi negara bagian terbaru yang meloloskan undang-undang yang mengamini penggunaan ZeroEyes.
Missouri menawarkan hibah sebesar USD 2,5 juta bagi sekolah-sekolah untuk membeli piranti pendeteksi senjata api yang telah ditetapkan sebagai teknologi antiterorisme yang memenuhi syarat.
ZeroEyes menggunakan kecerdasan buatan dengan kamera pengintai untuk mengidentifikasi senjata yang terlihat oleh piranti miliknya, lalu menyampaikan peringatan ke pusat operasi yang dikelola selama 24 jam oleh sejumlah mantan aparat penegak hukum dan veteran militer AS.
Jika peringatan itu diverifikasi sebagai ancaman oleh tim ZeroEyes, maka peringatan langsung dikirim ke pejabat sekolah dan otoritas berwenang setempat.
Tujuannya adalah mendapatkan dan melumpuhkan senjata itu sebelum pelatuknya ditekan, atau sebelum senjata itu sampai ke pintu sekolah.
Advertisement