Polisi Usut Dalang dan Kepemilikan Senapan Rakitan Terkait Kasus Penyerangan di Depok

Polisi telah menangkap 11 orang sebagai tersangka terkait kasus penyerangan ke permukiman warga di Sukmajaya, Depok. Dalam peristiwa tersebut, mereka juga merusak rumah dan membakar barang-barang milik warga.

oleh Dicky Agung Prihanto Diperbarui 25 Feb 2025, 20:01 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 20:01 WIB
Polisi Tangkap 11 Tersangka Terkait Penyerangan di Sukmajaya Depok
Polisi telah menangkap 11 orang tersangka terkait kasus penyerangan di Sukmajaya, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)... Selengkapnya

Liputan6.com, Depok - Polres Metro Depok menemukan senapan rakitan dan senjata tajam yang digunakan pada pertikaian antar-kelompok di kavling Jalan KSU, Sukmajaya, Depok pada Minggu (23/2/2025) malam. Polisi masih mendalami kemungkinan dalang dalam peristiwa tersebut.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Dermawan Kristianus Zendrato mengatakan, tersangka yang ditangkap dan ditahan bukan seluruhnya warga Depok. 

"Untuk penghuni ataupun di kampung Serab, seperti kita ketahui informasi dari kelurahan, tidak memiliki kepengurusan RT dan RW," ujar pria yang disapa Zen kepada Liputan6.com, Selasa (25/2/2025)

Zen menjelaskan, saat ini Polres Metro Depok menjerat para tersangka dengan UU Darurat terkait kepemilikan senjata tajam. Terkait siapa yang memprovokasi dalam keributan tersebut, polisi masih melakukan pendalaman.

"Ini (provokator) masih kita butuhkan keterangan dari saksi masyarakat sekitar, bagaimana peristiwa itu terjadi, siapa yang bermulai atau belum, ini masih perlu kita pendalaman," kata dia.

Polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap para tersangka untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Dalam kasus ini, para tersangka terancam hukuman 12 tahun penjara.

"Siapapun yang melakukan tindak pidana, tanpa memandang bulu asasnya sama di hadapan hukum, ini akan kita proses," ujar Zen.

Disinggung soal adanya pungutan liar (pungli) di lokasi pertikaian, Polisi mengamininya. Bahkan berdasarkan informasi dari masyarakat, juga terdapat intimidasi.

"Dari keterangan para tersangka, mereka berada di sana atas perintah seseorang, ini masih dalam proses penyidikan. Kami akan memanggil yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi kebenaran tersebut," ucap Zen.

Saat polisi mengamankan lokasi, ditemukan barang bukti berupa sembilan parang dan dua buah celurit. Selain itu, polisi juga mendapati satu senjata senapan angin rakitan.

"Ini senjata api rakitan ya, ini memiliki kekuatan tabung tembakan yang tinggi, sangat fatal jika mengenai seseorang," ungkap Zen.

Status kepemilikan senjata api sedang didalami Polres Metro Depok dan telah dilakukan penyitaan. Adapun senjata tersebut disita dari tersangka berinsial NN. "Nanti yang bisa jawab dari laboratorium forensik ya terkait balistiknya, apakah sudah dilakukan ledakan ataupun tembakannya," kata Zen.

 

Polisi Tangkap 11 Tersangka

Polisi Usut Dalang dan Kepemilikan Senpi Rakitan Terkait Kasus Penyerangan di Depok
Polisi menunjukkan barang bukti berupa senjata tajam dan senjata api rakitan terkait kasus penyerangan di Sukmajaya, Depok. Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 11 orang tersangka. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)... Selengkapnya

Sebelumnya, Polres Metro Depok telah mengamankan 11 tersangka penyerangan antar kelompok di kavling Jalan KSU, Sukmajaya, Depok. Mereka merusak rumah dan membakar bangunan semi permanen serta barang-barang milik warga.

"Kami mendapatkan laporan itu segera menghalau dua kelompok yang mengalami pertikaian ditempat," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Dermawan Kristianus Zendrato, Selasa (25/2/2025).

Zen menjelaskan, pada lokasi tersebut Polres Metro Depok mengamankan sejumlah orang yang kedapatan memiliki dan membawa senjata tajam. Sejumlah orang tersebut dibawa ke Polres Metro Depok untuk dilakukan pemeriksaan.

"Kita sudah menetapkan ada 11 tersangka, kami jerat dalam tindak pidana penyalahgunaan senjata api dan senjata tajam dimaksud dalam undang-undang darurat nomor 12 tahun 1951," jelas Zen.

Adapun inisial tersangka yang diamankan yakni NN, AD, AB, HS, KD, MR, MA, LA, RL, RW dan SH. Diketahui pertikaian antara dua kelompok perselisihan terkait hunian atau tempat tinggal.

"Kesebelas orang ini dipercaya atau ditunjuk untuk bertempat tinggal disana dan ini masih dalam proses pendalaman," terang Zen.

 

Pemicu Penyerangan

Sejumlah Kelompok Serang dan Bakar Rumah Warga di Sukmajaya Depok
Sejumlah anggota Kepolisian dan TNI berjaga di lokasi penyerangan antar-kelompok di Jalan KSU, Sukmajaya, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)... Selengkapnya

Zen mengungkapkan, kasus penyerangan berawal adanya selisih paham antara salah satu warga penghuni melewati portal yang dibuat kelompok tersangka. Atas permortalan tersebut dianggap perbuatan tidak menyenangkan sehingga terpancing keributan diantara dua kelompok.

"Keterangan tersangka dan saksi di TKP dan kita masih dalam proses olah TKP, kebakaran yang terjadi di jalan itu dilakukan oleh para tersangka untuk menghalau masyarakat menyerang mereka," ungkap Zen.

Para tersangka membakar sofa dan spring bed di jalan dengan menuangkan minyak. Adapun bangunan semi permanen yang dibakar tersangka merupakan sebuah lapak kosong.

"Untuk lahan yang terbakar itu bukan merupakan rumah ataupun tempat tinggal, itu merupakan lapak terbuka," ucap Zen.

Guna menguatkan pembuktian adanya pembakaran, Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan berkordinasi dengan laboratorium forensik. Hal itu dilakukan untuk mendetailkan pembakaran lapak merupakan perbuatan disengaja atau tidak.

"Tapi dari hasil yang dapat kami sampaikan olah TKP terdapat aliran listrik di lokasi," tutur Zen.

Selain mengamankan tersangka, Polres Metro Depok mengamankan sejumlah barang bukti senjata tajam dan senjata rakitan. Polisi masih mendalami senjata api yang digunakan para tersangka saat pertikaian.

"Kami berkomitmen untuk memberikan rasa aman dan rasa keadilan dalam keteraturan sosial di wilayah hukum Depok, sehingga peristiwa ini tidak akan terjadi kembali," kata Zen. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya