Liputan6.com, Canberra - Polisi di Australia mendakwa seorang remaja berusia 17 tahun yang naik pesawat dengan senapan dan amunisi.
Ia terekam kamera sedang diseret oleh penumpang dan awak pesawat saat pesawat bersiap lepas landas dari Bandara Avalon, dekat Melbourne, Australia, membawa 160 orang menuju Sydney pada Kamis (6/3/2025).
Polisi yakin remaja itu naik ke landasan bandara dengan menerobos pagar keamanan, sebelum menaiki tangga depan pesawat, di mana ia dijegal ke tanah di dekat pintu depan, dikutip dari laman BBC, Jumat (7/3).
Advertisement
Remaja berusia 17 tahun itu -- yang tidak diketahui identitasnya -- ditahan dan akan diadili di pengadilan remaja untuk menghadapi delapan dakwaan.
Di antaranya adalah mengambil alih kendali pesawat secara melawan hukum, membahayakan keselamatan penerbangan, dan membuat tipuan bom.
Kepolisian Victoria mengatakan, seorang spesialis bom harus didatangkan untuk menggeledah mobil dan dua tas yang berada di dekatnya.
Rekaman yang dipublikasikan oleh media Australia 7News menunjukkan tersangka ditahan oleh seorang penumpang, sementara seorang anggota kru darat dan seorang pilot melepaskan sabuk utilitas yang berisi peralatan yang dibawa tersangka.
Pilot juga terlihat menendang senapan dari remaja itu, yang mengenakan jaket berpendar.
"Bagaimana ini mungkin?" seseorang di dalam pesawat terdengar berkata dalam rekaman itu.
Kepolisian Victoria mengatakan, remaja berusia 17 tahun itu, yang berasal dari daerah Ballarat di dekatnya ditahan.
Inspektur Michael Reid mengatakan, kepada wartawan bahwa penumpang telah memperhatikan remaja itu membawa senjata saat dia menaiki tangga menuju pesawat.
"Pria itu dikalahkan oleh tiga penumpang, setidaknya," katanya.
Inspektur Reid mengatakan, pasukan setempat telah menghubungi polisi antiterorisme tetapi masih terlalu dini untuk menetapkan motifnya.
"Tidak diragukan lagi ini akan menjadi insiden yang sangat mengerikan bagi para penumpang," katanya, sambil memuji keberanian mereka yang telah mengalahkan tersangka.
Pelaku Terlihat Gelisah
Barry Clark, salah satu penumpang, mengatakan kepada penyiar publik Australia ABC bahwa remaja itu tampak berpakaian seperti pekerja bandara dan gelisah.
Ia berkata: "Yang bisa saya lakukan hanyalah menyingkirkan pistol itu, lalu menahannya dan membantingnya ke tanah sampai polisi datang."
Tidak ada yang terluka selama insiden itu, kata polisi. Penyidik menemukan sebuah mobil dan dua tas milik tersangka di dekatnya.
Bandara Avalon secara eksklusif dilayani oleh Jetstar, maskapai penerbangan murah yang dioperasikan oleh Qantas.
Dalam sebuah pernyataan kepada mitra BBC di AS, CBS News, perusahaan itu mengatakan sedang bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki insiden itu.
"Kami tahu ini akan menjadi situasi yang sangat menyedihkan," bunyi sebuah pernyataan. "Kami sangat berterima kasih kepada pelanggan yang membantu kru kami untuk menangani situasi dengan aman."
CEO Bandara Avalon Ari Suss mengatakan bandara telah dibuka kembali.
Advertisement
