Liputan6.com, Tel Aviv - Israel menemukan tiga jenazah sandera di Jalur Gaza. Demikian disampaikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Jumat (17/5/2024).
Ketiganya adalah Shani Louk (22), Amit Buskila (28), dan Itzhak Gelerenter (56). Menurut IDF mereka dibunuh dalam serangan Hamas ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023 dan jenazah mereka dibawa ke Jalur Gaza.
Baca Juga
IDF menambahkan penemuan jenazah tiga sandera terjadi setelah pihaknya bertindak berdasarkan informasi intelijen yang diperoleh dari "interogasi terhadap teroris" yang ditahan di Jalur Gaza.
Advertisement
Media lokal melaporkan bahwa jasad ketiganya tersebut ditemukan di terowongan Hamas.
Sekitar 1.200 orang disebut tewas dalam serangan 7 Oktober, sementara setidaknya 252 orang lainnya disandera. Sekitar 125 sandera masih belum ditemukan, sementara yang lainnya telah dibebaskan atau diselamatkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut berita penemuan jenazah tiga sandera ini memilukan.
"Kami akan memulangkan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," ujarnya, seperti dilansir BBC, Sabtu (18/5).
Disebutkan bahwa ketiga sandera tewas di persimpangan dekat lokasi pembantaian Nova Festival di Israel selatan. Lebih dari 360 orang dilaporkan tewas dalam festival tersebut.
Sementara itu, Forum Keluarga Sandera menuturkan mereka "menundukkan kepala dalam kesedihan mendalam dan patah hati setelah pengumuman (penemuan tiga jenazah sandera)" tersebut. Mereka menegaskan ketiganya dibunuh oleh "teroris Hamas".
"Semoga kenangan mereka diberkati," ungkap kelompok itu.
Respons Hamas
Berdasarkan kesepakatan pada bulan November, Hamas membebaskan 105 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata selama seminggu dan pembebasan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Tidak jelas berapa banyak sandera yang belum ditemukan masih hidup saat ini.
Menyusul pengumuman IDF terkait penemuan tiga jenazah sandera, Hamas mengatakan para tawanan yang mereka tahan akan kembali hanya melalui kesepakatan pertukaran yang terhormat bagi rakyatnya.
Pembicaraan jangka panjang di Kairo, Mesir, yang bertujuan mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera lebih lanjut kini terhenti setelah Israel menolak proposal yang diajukan mediator.
Mulai 7 Oktober pula, Israel melancarkan serangan balasan brutal di Jalur Gaza yang hingga kini menewaskan lebih dari 35.000 orang, di mana sebagian besar korban jiwa adalah warga sipil.
Akibat serangan Israel, ungkap PBB, warga Jalur Gaza menghadapi kekurangan pangan kronis dan sangat membutuhkan tempat berlindung serta bantuan lainnya.
Advertisement