Kisah Idul Adha dan Pisau Tradisional Aljazair

Menjelang Idul Adha, warga Aljazair melakukan kunjungan tahunan ke Kota Bou Saada untuk membeli pisau. Berikut kisahnya.

oleh Tim Global diperbarui 15 Jun 2024, 11:46 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2024, 11:46 WIB
Ilustrasi Idul Adha.
Ilustrasi Idul Adha. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Aljir - Banyak orang meyakini Abderrahmane Douffi, yang berusia 85 tahun, adalah satu dari pembuat pisau Bou Saadi yang tersisa di Kota Bou Saada, Aljazair. Dia mewarisi keterampilan dan profesi pandai besi dari kakek moyangnya.

"Saya sudah melakukan ini selama lebih dari 75 tahun. Saya memulainya pada usia 8 tahun, bersama paman dan ayah saya. Dulu mereka juga pembuat pisau," tutur Douffi, seperti dilansir VOA Indonesia, Sabtu (15/6/2024).

Douffi tekun mempelajari seni membuat pisau khas kota tempat tinggalnya. Sampai sekarang, dia tetap aktif menempa baja cair, membentuknya menjadi pisau. Metode yang digunakannya tetap sama, metode tradisional yang telah ratusan tahun diwariskan secara turun temurun.

Pisau-pisau buatan Douffi masyhur karena kualitasnya.

Ditempa dari baja murni, pisau Bou Saadi dikenal tahan lama dan tajam, serta bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari mencukur hingga menyembelih ternak.

"Sangat efisien untuk menyembelih kurban pada Idul Adha dan pisau Bou Saadi dibuat di Kota Bou Saada,” jelasnya.

Tidak Berkarat dan Tetap Tajam

Ilustrasi pisau.
Memilih pisau yang benar dapat membuat makanan jadi terasa lezat. Kok bisa?

Pembeli pisau buatan Douffi, Rabeh, menuturkan, "Saya akan membeli pisau ini untuk menyembelih domba kurban pada Idul Adha. Pisau buatannya bisa dipastikan bagus. Saya sudah berkali-kali membeli darinya. Pisau ini untuk sepupu saya. Dia menelepon dari Kota Bouira dan meminta saya membeli satu untuk dia."

Ketika ditanya mengapa pisau itu untuk menyembelih kurban, Rabeh menjawab, "Ini adalah pisau yang sangat tajam dan dapat digunakan untuk menyembelih. Pisau ini tidak berkarat dan tetap tajam walaupun sudah 100 tahun."

Pembeli lain, Mourad Ziani, mengatakan, "Saya ke sini untuk membeli pisau Bou Saadi, yang kami sebut Al Khodmi yang artinya untuk bekerja karena kami menggunakan pisau ini untuk bekerja, untuk menyembelih atau untuk digunakan sehari-hari di rumah. Pisau ini bisa kita temukan di setiap rumah di Bou Saada, bahkan di seluruh Aljazair. Mereka membeli pisau Bou Saadi dan itu terkait dengan Kota Bou Saada. Kami datang khusus untuk membeli pisau ini dari Paman Abderrahmane (Douffi) karena dia masih menggunakan tradisi kuno. Dia memberi kami saran dan produk yang baik."

Sejarah Panjang Pisau Bou Saadi

Ilustrasi Pisau
Ilustrasi pisau. (Dok. Unsplash/Zoran Borojevic)

Pemilik toko kerajinan di Bou Saada, Amar Touama, memuji kualitas pisau Bou Saadi dan menyebutnya "warisan kota kami".

"Ada pisau yang sudah dimiliki orang selama 120 tahun. Pisau ini tahan lama dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tentunya pisau ini dibuat dengan baik supaya bisa awet dalam waktu lama," kata Touama.

Touama menambahkan, tujuan utama orang membeli pisau Bou Saadi adalah untuk menyembelih hewan kurban.

"Pisau Bou Saadi dikenal untuk kurban Idul Adha. Mereka bisa juga menggunakannya untuk berbagai keperluan lain. Pada masa revolusi, pisau itu menjadi andalan kaum revolusioner di Aljazair untuk menjalankan misi-misi rahasia," imbuhnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya