Liputan6.com, Kyiv - Di sebuah koloni hukuman pedesaan di tenggara Ukraina, beberapa narapidana berdiri berkumpul di bawah kawat berduri untuk mendengar tentara menawarkan mereka kesempatan pembebasan bersyarat. Sebagai imbalannya, mereka harus ikut serta dalam perang melelahkan melawan Rusia.
"Anda bisa mengakhiri ini dan memulai hidup baru," kata perekrut dari batalion tempur sukarelawan, seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (2/7/2024). "Yang utama adalah kemauan kalian karena kalian akan membela tanah air. Anda tidak akan berhasil jika 50 persen, Anda harus memberikan 100 persen dari diri Anda, bahkan 150 persen."
Baca Juga
Ukraina melakukan hal tersebut untuk mengatasi kekurangan pasukan di medan perang selama lebih dari dua tahun dalam upaya melawan invasi besar-besaran Rusia. Dan upaya perekrutannya, untuk pertama kalinya, Ukraina telah beralih ke populasi penjara di negara tersebut.
Advertisement
Meskipun Ukraina tidak mengumumkan rincian jumlah pengerahan pasukan atau jumlah korban, para komandan garis depan secara terbuka mengakui bahwa mereka menghadapi masalah sumber daya manusia yang serius ketika Rusia terus membangun pasukan di Ukraina timur dan membuat kemajuan tambahan di wilayah barat.
Wakil Menteri Kehakiman Ukraina Olena Vysotska menuturkan kepada AP bahwa lebih dari 3.000 tahanan telah dibebaskan bersyarat dan ditugaskan ke unit militer setelah perekrutan tersebut disetujui oleh parlemen melalui rancangan undang-undang mobilisasi bulan lalu.
"Banyak motivasi datang dari (napi) yang ingin pulang sebagai pahlawan dan tidak pulang dari penjara," ungkap Vysotska.
Melampaui Perkiraan Awal
Para pejabat Ukraina disebut ingin membedakan antara program mereka dan perekrutan narapidana di Rusia untuk bertugas di kelompok tentara bayaran Wagner yang terkenal kejam. Para pejuang tersebut biasanya dikerahkan ke pertempuran paling mematikan, kata para pejabat, namun program Ukraina bertujuan untuk mengintegrasikan para narapidana ke dalam unit garis depan reguler Ukraina.
Menurut angka yang diberikan pemerintah Ukraina ke Uni Eropa, negara ini memiliki populasi penjara sekitar 42.000.
Setelah pemeriksaan, narapidana yang dibebaskan bersyarat ditransfer ke pelatihan dasar di kamp di mana mereka belajar cara menggunakan senjata dan dasar-dasar pertempuran lainnya. Pelatihan selesai kemudian setelah mereka bergabung dengan unit individu.
Salah satu narapidana yang dibebaskan bersyarat, Mykhailo, mengikuti kursus penyerangan dan mengatakan bahwa sulit untuk memenuhi tuntutan fisik setelah berbulan-bulan relatif tidak aktif di penjara.
"Saya memutuskan untuk bergabung dengan Tentara Relawan Ukraina karena saya memiliki keluarga di rumah, anak-anak, orang tua," kata pria berusia 29 tahun itu. "Saya akan lebih berguna dalam perang."
Wakil menteri kehakiman Ukraina menuturkan bahwa minat terhadap program pembebasan bersyarat militer telah melampaui perkiraan awal dan program tersebut dapat menyediakan sebanyak 5.000 anggota baru.
"Itu pasti akan membantu," imbuhnya.
Advertisement