Kekurangan Pasukan, Ukraina Berikan Narapidana Pembebasan Bersyarat untuk Ikut Berperang

Menurut perkiraan Kementerian Kehakiman Ukraina, sekitar 27.000 narapidana berpotensi memenuhi syarat untuk program baru ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Jul 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 20:10 WIB
Potret 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 16 Desember 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas. (AP Photo/LIBKOS, File)

Liputan6.com, Kyiv - Di sebuah koloni hukuman pedesaan di tenggara Ukraina, beberapa narapidana berdiri berkumpul di bawah kawat berduri untuk mendengar tentara menawarkan mereka kesempatan pembebasan bersyarat. Sebagai imbalannya, mereka harus ikut serta dalam perang melelahkan melawan Rusia.

"Anda bisa mengakhiri ini dan memulai hidup baru," kata perekrut dari batalion tempur sukarelawan, seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (2/7/2024). "Yang utama adalah kemauan kalian karena kalian akan membela tanah air. Anda tidak akan berhasil jika 50 persen, Anda harus memberikan 100 persen dari diri Anda, bahkan 150 persen."

Ukraina melakukan hal tersebut untuk mengatasi kekurangan pasukan di medan perang selama lebih dari dua tahun dalam upaya melawan invasi besar-besaran Rusia. Dan upaya perekrutannya, untuk pertama kalinya, Ukraina telah beralih ke populasi penjara di negara tersebut.

Meskipun Ukraina tidak mengumumkan rincian jumlah pengerahan pasukan atau jumlah korban, para komandan garis depan secara terbuka mengakui bahwa mereka menghadapi masalah sumber daya manusia yang serius ketika Rusia terus membangun pasukan di Ukraina timur dan membuat kemajuan tambahan di wilayah barat.

Wakil Menteri Kehakiman Ukraina Olena Vysotska menuturkan kepada AP bahwa lebih dari 3.000 tahanan telah dibebaskan bersyarat dan ditugaskan ke unit militer setelah perekrutan tersebut disetujui oleh parlemen melalui rancangan undang-undang mobilisasi bulan lalu.

"Banyak motivasi datang dari (napi) yang ingin pulang sebagai pahlawan dan tidak pulang dari penjara," ungkap Vysotska.

Melampaui Perkiraan Awal

Perang Rusia - Ukraina
"Salah satu dari mereka, seorang pria berusia 35 tahun, kini dalam kondisi serius," imbuhnya. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Para pejabat Ukraina disebut ingin membedakan antara program mereka dan perekrutan narapidana di Rusia untuk bertugas di kelompok tentara bayaran Wagner yang terkenal kejam. Para pejuang tersebut biasanya dikerahkan ke pertempuran paling mematikan, kata para pejabat, namun program Ukraina bertujuan untuk mengintegrasikan para narapidana ke dalam unit garis depan reguler Ukraina.

Menurut angka yang diberikan pemerintah Ukraina ke Uni Eropa, negara ini memiliki populasi penjara sekitar 42.000.

Setelah pemeriksaan, narapidana yang dibebaskan bersyarat ditransfer ke pelatihan dasar di kamp di mana mereka belajar cara menggunakan senjata dan dasar-dasar pertempuran lainnya. Pelatihan selesai kemudian setelah mereka bergabung dengan unit individu.

Salah satu narapidana yang dibebaskan bersyarat, Mykhailo, mengikuti kursus penyerangan dan mengatakan bahwa sulit untuk memenuhi tuntutan fisik setelah berbulan-bulan relatif tidak aktif di penjara.

"Saya memutuskan untuk bergabung dengan Tentara Relawan Ukraina karena saya memiliki keluarga di rumah, anak-anak, orang tua," kata pria berusia 29 tahun itu. "Saya akan lebih berguna dalam perang."

Wakil menteri kehakiman Ukraina menuturkan bahwa minat terhadap program pembebasan bersyarat militer telah melampaui perkiraan awal dan program tersebut dapat menyediakan sebanyak 5.000 anggota baru.

"Itu pasti akan membantu," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya