Putin Perintahkan Militer Rusia Tingkatkan Jumlah Pasukan Sebanyak 180.000 Personel

Ini merupakan perintah kedua Putin terkait isu serupa sejak Desember lalu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Sep 2024, 09:46 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2024, 09:46 WIB
Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Gavriil GRIGOROV / SPUTNIK / AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Vladimir Putin pada hari Senin (16/9/2024) memerintahkan militer Rusia menambah jumlah pasukan sebanyak 180.000 menjadi total 1,5 juta. Perintah ini datang saat perang Ukraina telah berlangsung selama lebih dari dua setengah tahun.

Dekrit Putin, yang dipublikasikan di situs web resmi pemerintah, akan mulai berlaku pada tanggal 1 Desember. Dekrit tersebut menetapkan jumlah keseluruhan personel militer Rusia hampir 2,4 juta, termasuk 1,5 juta pasukan, dan memerintahkan pemerintah untuk menyediakan dana yang diperlukan. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (17/9).

Peningkatan jumlah pasukan Rusia sebelumnya terjadi pada Desember lalu, di mana dekrit Putin menetapkan jumlah total personel militer Rusia sekitar 2,2 juta, termasuk 1,32 juta pasukan.

Pasukan Rusia yang paling cakap telah melancarkan serangan di Ukraina timur, di mana mereka telah memperoleh kemajuan bertahap, namun stabil dalam beberapa bulan terakhir.

Pada bulan Juni, Putin menyebutkan jumlah pasukan yang terlibat dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina hampir 700.000 orang.

Analisis Ahli

Tentara Rusia menembakkan peluncur granat otomatis AGS-17 ke posisi Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina di Kursk, Rusia.
Foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin (19/8/2024) menunjukkan tentara Rusia menembakkan peluncur granat otomatis AGS-17 ke posisi Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina di Kursk, Rusia. (Dok. Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

Setelah memanggil 300.000 tentara cadangan dalam menghadapi serangan balik Ukraina pada musim gugur 2022, otoritas Rusia beralih mengisi barisan pasukan yang bertempur di Ukraina dengan tentara sukarelawan, yang tertarik dengan gaji yang relatif tinggi.

Banyak komentator telah mencatat bahwa Kremlin enggan memanggil lebih banyak tentara cadangan karena takut akan ketidakstabilan dalam negeri seperti yang terjadi pada tahun 2022 ketika ratusan ribu orang meninggalkan Rusia untuk menghindari pengiriman ke medan perang.

Kekurangan personel militer telah banyak disebut sebagai alasan utama di balik keberhasilan serangan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia yang diluncurkan pada 6 Agustus.

Kremlin telah berupaya menghindari pengerahan kembali pasukan dari Ukraina timur dan mengandalkan bala bantuan dari daerah lain untuk membendung serangan Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin melaporkan telah merebut kembali kendali atas dua desa lagi di wilayah Kursk dari pasukan Ukraina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya