Setahun Perang Israel Vs Hamas di Gaza, Indonesia Konsisten Desak Gencatan Senjata Permanen

Sejak 7 Oktober 2023, ada lebih dari 41 ribu korban tewas akibat konflik di Gaza.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Okt 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 18:00 WIB
Sekolah Al-Jawni di Gaza Luluh Lantak Dihantam Serangan Udara Israel
Sementara, Otoritas kesehatan Jalur Gaza menyatakan, hampir 11 bulan perang Israel dan milisi Hamas berkecamuk, sedikitnya ada 41.084 warga Palestina meninggal dunia dan 95.029 lainnya mengalami luka-luka. (Eyad BABA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini tepat satu tahun berlalu sejak Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, saling melancarkan serangan terhadap satu sama lain.

Serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang perang Israel vs Hamas di Jalur Gaza pecah. Menanggapi serangan tersebut, negeri pimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pun tak tinggal diam.

PM Benjamin Netanyahu menyerukan serangan besar-besaran terhadap targetnya di Gaza, Palestina. Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan Hamas dan warganya yang disandera.

Sejak itu hingga Minggu (6/10), sebanyak 41.870 warga sipil menjadi korban tewas akibat konflik di Gaza.

Sejumlah negara telah mendesak untuk mengakhiri perang, salah satunya Indonesia yang menggaungkan adanya gencatan senjata permanen demi menghentikan bertambahnya korban jiwa.

"Indonesia tetap konsisten mendorong gencatan senjata permanen di Gaza, dan Israel menghentikan serangan ke Gaza dan seluruh Palestina," demikian dikatakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury dalam pernyataan pers kepada media di Jakarta, Senin (7/10/2024).

Di samping seruan untuk mendorong two state solution atau solusi dua negara untuk meredakan konflik, prioritas Indonesia saat ini adalah untuk menghentikan serangan yang mengancam lebih banyak korban jiwa. Terlebih, sejak Israel memperluas serangannya ke Lebanon.

"Kita terus mendorong seperti apa realisasi two state solution tapi urgensi utama adalah ceasefire," lanjut dia.

"Kondisi saat ini bagaimana kita bisa menurunkan tensi yang ada dan terjadi deeskalasi. Kita melakukan komunikasi dan diplomasi ke berbagai pihak."

Indonesia, sebut Pahala, terus aktif menyuarakan keadilan bagi Palestina lewat forum bilateral, multilateral bahkan di Sidang Majelis Umum ke-79 PBB.


Konflik Gaza Belum Ada Tanda Mereda

Serangan Israel Hancurkan Sebuah Bangunan, Petugas Penyelamat Terus Upayakan Pencarian Korban
Masyarakat internasional telah memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan ke Lebanon karena berpotensi meningkatkan kekhawatiran meluasnya konflik Gaza secara regional. (Rabih DAHER/AFP)

Dilansir Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (6/7) bahwa sekitar 97.166 orang terluka sejak serangan Israel tahun lalu. 

"Pasukan Israel menewaskan 45 orang dan melukai 256 lainnya dalam tiga ‘pembantaian’ keluarga dalam 24 jam terakhir," kata kementerian itu.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambahnya.

Israel telah melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah itu di tengah blokade yang sedang berlangsung. Kondisi ini menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah di wilayah tersebut.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan
Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya