Setahun Perang Gaza, Israel Bombardir 120 Lokasi di Lebanon

Israel agresif baik di front Lebanon maupun Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 08:00 WIB
Serangan Israel Hancurkan Sebuah Bangunan, Petugas Penyelamat Terus Upayakan Pencarian Korban
Masyarakat internasional telah memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan ke Lebanon karena berpotensi meningkatkan kekhawatiran meluasnya konflik Gaza secara regional. (Rabih DAHER/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel melancarkan gelombang serangan udara yang hebat di Lebanon selatan pada hari Senin (7/10/2024), dengan 100 pesawat menargetkan sekitar 120 lokasi dalam waktu satu jam. Demikian menurut militer Israel.

Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan peringatan mendesak kepada warga sipil Lebanon untuk menghindari berada di pantai atau di atas perahu di pesisir dari Sungai Awali ke arah selatan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Gelombang serangan itu terjadi saat warga Israel memperingati setahun serangan 7 Oktober 2023, yang menjadi pemicu perang yang berlangsung di Jalur Gaza saat ini.

IDF juga mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah menetapkan zona militer tertutup baru di Israel utara, wilayah tertutup keempat sejak invasi darat dimulai, yang membentang ke arah timur dari pantai Mediterania.

"Target-target ini milik berbagai unit organisasi teroris Hizbullah, termasuk unit regional front selatan Hizbullah, Pasukan Radwan, Pasukan Rudal dan Roket, dan Direktorat Intelijen," kata IDF seperti dilansir The Guardian, Selasa (8/10).

"Operasi ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian serangan yang bertujuan melemahkan kemampuan komando, kendali, dan penembakan Hizbullah, serta membantu pasukan darat dalam mencapai tujuan operasional mereka."

Saat acara peringatan berlangsung di seluruh Israel, kekerasan terus berkecamuk di berbagai medan, dengan Israel juga memperluas operasi daratnya di Lebanon dengan melibatkan unsur-unsur dari divisi ketiga dalam pertempuran tersebut.

Di tengah bukti yang jelas bahwa Israel dengan cepat meningkatkan operasi militernya terhadap berbagai proksi yang bersekutu dengan Iran, Hamas menembakkan roket dari Jalur Gaza bertepatan dengan peringatan setahun perang terbaru. Kelompok itu bersumpah melanjutkan perang atrisi yang panjang dan menyakitkan terhadap Israel.

Kemampuan Hamas untuk menembakkan roket -meskipun sangat dibatasi oleh serangan Israel yang menghancurkan selama 12 bulan yang telah menewaskan lebih dari 41.000 orang Palestina- terus berlanjut meskipun ada pernyataan berkala dari IDF yang menyatakan kelompok tersebut secara efektif telah dikalahkan.

Sekalipun tempo operasi militer Israel meningkat dengan cepat, Hizbullah juga menembakkan sejumlah rudal ke Israel sepanjang hari pada hari Senin, sementara sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh kelompok Houthi di Yaman berhasil ditembak jatuh.

Inggris Pulangkan Keluarga Diplomat dari Israel

Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024).
Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024). (Dok. AP/Maya Alleruzzo)

Pada Senin malam, sirene berbunyi di Israel tengah setelah beberapa peluncuran proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon. Militer Israel mengatakan beberapa proyektil berhasil dicegat, sementara sisanya jatuh di area terbuka.

Kekhawatiran akan eskalasi konflik regional yang lebih luas, terutama dari pembalasan signifikan yang yang dijanjikan Israel atas serangan ratusan rudal Iran pekan lalu, Inggris mengumumkan mereka telah memulangkan anggota keluarga diplomatnya dari Israel.

"Sebagai tindakan pencegahan menyusul eskalasi di kawasan tersebut, anggota keluarga staf kedutaan Inggris telah ditarik sementara," demikian pengumuman di halaman web Kementerian Luar Negeri Inggris. "Anggota staf kami tetap tinggal."

Dengan perkiraan Israel dapat melancarkan serangan balasan besar terhadap pihaknya kapan saja, Iran memastikan akan merespons setiap serangan Israel ke wilayahnya.

Di Lebanon, tempat Israel bersikeras bahwa operasi darat selama seminggu harus "dibatasi" dan "ditargetkan", elemen dari tiga divisi sekarang terlibat dalam pertempuran, setelah IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Divisi ke-91 telah bergabung dalam serangan darat.

Foto-foto yang dirilis pada hari Senin menunjukkan satu kolom infanteri bergerak ke Lebanon dengan ransel berat dan alas tidur, yang menunjukkan bahwa itu lebih dari sekadar serangan singkat.

Menurut pernyataan itu, pasukan divisi tersebut dikerahkan kembali ke Israel utara selama dua minggu terakhir, bergabung dengan unit dari divisi ke-36 dan ke-83 yang telah terlibat dalam pertempuran di Lebanon.

 

Israel Membahayakan Pasukan PBB

Sepuluh Hari Terakhir, 300.000 Orang Lebih Menyeberang dari Lebanon ke Suriah
Militer Israel juga memerintahkan penduduk lebih dari 20 kota di selatan Lebanon untuk segera mengungsi. (HASSAN JARRAH/AFP)

Konflik yang meluas berisiko semakin menarik Amerika Serikat (AS), yang telah memberikan dukungan militer dan diplomatik penting bagi Israel. Kelompok militan sekutu Iran di Suriah, Irak, dan Yaman juga telah bergabung melalui serangan jarak jauh terhadap Israel.

Setidaknya 1.400 warga Lebanon, termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah, telah tewas dan 1,2 juta orang terusir dari rumah mereka. Israel mengatakan pihaknya bermaksud mengusir Hizbullah dari garis biru perbatasan antara kedua negara sehingga puluhan ribu warga Israel dapat kembali ke rumah.

Militer Israel dilaporkan sedang mendirikan pangkalan operasi terdepan di dekat misi penjaga perdamaian PBB di garis biru di Lebanon selatan. Pangkalan itu membahayakan pasukan penjaga perdamaian, kata seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas situasi.

Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), yang dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan setelah invasi Israel tahun 1978, menolak permintaan militer Israel untuk mengosongkan beberapa posisinya sebelum serangan darat. Hizbullah mengatakan pihaknya tidak akan menargetkan pasukan Israel di dekat pangkalan itu dan menuduh Israel menggunakan perisai manusia.

Di Jalur Gaza, tempat operasi militer Israel juga meningkat tajam, tank-tank Israel pada hari Senin maju ke Jabalia, kamp pengungsi perkotaan terbesar dari delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza, setelah mengepungnya.

"Kita berada dalam fase baru perang," kata militer Israel dalam selebaran yang disebarkan di area tersebut. "Area ini dianggap sebagai zona pertempuran berbahaya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya