Israel Klaim Tangkap Mata-mata Suriah yang Bekerja untuk Iran

Ini adalah pertama kalinya dalam perang yang tengah terjadi saat ini Israel mengumumkan pasukannya beroperasi di wilayah Suriah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Nov 2024, 07:05 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 07:05 WIB
Kondisi Perbatasan Suriah dan Lebanon Pasca-Serangan Israel
Israel menuduh Hizbullah mengeksploitasi penyeberangan sipil untuk mentransfer senjata. (LOUAI BESHARA/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel pada hari Minggu (3/11/2024) mengklaim, mereka menangkap seorang mata-mata Suriah untuk Iran.

Israel menyebut operator jaringan teror Iran itu sebagai Ali Soleiman Al-Assi, seorang warga negara Suriah yang tinggal di Saida.

"Aktivitasnya termasuk mengumpulkan intelijen tentang pasukan IDF (militer Israel) di daerah perbatasan untuk aktivitas teror jaringan di masa mendatang," sebut militer Israel, seperti dilansir Arab News, Senin (4/11).

Militer Israel mengaku operasi penangkapan terjadi dalam beberapa bulan terakhir, tanpa menyebut detail waktunya. Mereka menambahkan bahwa warga negara Suriah itu ditahan dan dipindahkan untuk diinterogasi di Israel.

"Operasi itu mencegah serangan di masa mendatang dan menyebabkan terungkapnya metode operasional jaringan teror Iran yang berlokasi di dekat Dataran Tinggi Golan," sebut militer Israel.

Syrian Observatory for Human Rights, pemantau perang yang berbasis di Inggris, sebelumnya melaporkan bahwa Israel telah menangkap seorang pria Suriah pada 19 Juli.

"Pasukan Israel menahan seorang warga negara yang bekerja sebagai sopir untuk mengangkut susu ke ibu kota Damaskus," kata pemantau perang tersebut pada bulan Juli.

Ditambahkannya bahwa warga Suriah itu ditahan di Desa Al-Razatiya, di provinsi yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi oleh Israel.

"Pasukan militer Israel yang terdiri dari tiga mobil dan satu kendaraan lapis baja melintasi perbatasan, memasuki desa tersebut dan membawa pria itu ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki," kata Syrian Observatory for Human Rights.

Sejak akhir September, Israel telah terlibat dalam perang skala penuh melawan Hizbullah di Lebanon, yang didukung Iran.

Hizbullah sendiri mulai melancarkan serangan lintas perbatasan ke Israel tahun lalu, dengan mengatakan tindakan mereka itu untuk mendukung Hamas, yang serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memicu perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran di Yaman, Irak, dan Suriah juga ikut terlibat dalam pertempuran melawan Israel. Iran dan Israel sendiri telah saling melancarkan serangan langsung, sehingga menambah kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya