ILO: Pengangguran Global Akan Tetap Dekati Titik Terendah

Kepala divisi makroekonomi ILO Ekkehard Ernst mengatakan, tingkat pengangguran global yang saat ini sebesar 5 persen adalah yang terendah.

oleh Tim Global diperbarui 21 Jan 2025, 17:05 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 17:05 WIB
Ilustrasi karyawan, bekerja, rapat, suasana kantor. (Foto By AI)
Ilustrasi karyawan, bekerja, rapat, suasana kantor. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, New York - Pengangguran global tetap stabil pada tingkat terendah dalam sejarah, yakni sebesar 5 persen dan diperkirakan akan tetap bertahan pada tahun 2025, kata Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam sebuah laporan, Kamis (16/1/2025).

Namun, badan yang berbasis di Jenewa tersebut mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global dari 3,3 persen menjadi sekitar 3,2 persen pada tahun lalu.

Lalu, perlambatan bertahap dalam jangka menengah akan membatasi penciptaan lapangan kerja, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (21/1).

Kepala divisi makroekonomi ILO Ekkehard Ernst mengatakan, tingkat pengangguran global yang saat ini sebesar 5 persen adalah yang terendah dalam rangkaian data ILO sejak tahun 1991.

Angka ini diproyeksikan akan turun lagi pada tahun 2026 menjadi 4,9 persen.

Namun, beberapa negara dan kelompok masyarakat tidak berhasil mengambil manfaat dari tren positif ini, dimana generasi muda menghadapi tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi yaitu sebesar 12,6 persen, kata Ernst.

Meskipun beberapa negara Eropa telah mengalami penurunan pengangguran dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara seperti Afrika Selatan masih melaporkan tingkat pengangguran yang sangat tinggi, di atas 30 persen pada tahun 2024, kata laporan itu.

Laporan setebal 84 halaman itu juga memuat rekomendasi untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja melalui investasi di bidang pendidikan dan usulan pembentukan lembaga-lembaga swasta baru yang bertugas mengelola dana yang dikirim para migran dari luar negeri ke ke negara asal mereka untuk meningkatkan pembangunan di negara-negara miskin. 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya