Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan bukti keberadaan danau kuno di Mars dengan air beriak yang terbentuk akibat angin mendorong air maju mundur di tepiannya. Temuan ini menjadi indikasi bahwa permukaan Mars dulu memiliki air terbuka, bukan hanya es.
Melansir laman Science Advances pada Rabu (29/01/2025), riak-riak kecil yang ditemukan pada bebatuan Mars diperkirakan terbentuk sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Saat itu, Mars cukup hangat untuk mendukung keberadaan air cair di permukaannya.
Riak ini berukuran tinggi sekitar 6 milimeter dan memiliki jarak 4 hingga 5 sentimeter di antara setiap gelombangnya. Berdasarkan model komputer yang dibuat dari data ini, para ilmuwan memperkirakan bahwa riak-riak tersebut terbentuk di danau dangkal dengan kedalaman kurang dari 2 meter.
Advertisement
Baca Juga
Ketika riak-riak ini terbentuk, para ilmuwan percaya bahwa Mars sedang memasuki fase menjadi planet yang lebih kering. Semakin lama air dalam bentuk cair hadir di permukaan, semakin besar pula peluang bagi kehidupan mikroba untuk berkembang.
Keberadaan air juga menunjukkan bahwa Mars pernah memiliki atmosfer yang jauh lebih padat dibandingkan saat ini, sehingga mampu mempertahankan suhu yang lebih hangat. Namun, seiring waktu, iklim Mars berubah drastis.
Atmosfernya menipis dan air permukaan pun menghilang. Penelitian lebih lanjut terhadap riak-riak ini dapat membantu ilmuwan menentukan berapa lama danau kuno di Mars bertahan, memberikan wawasan tentang potensi kehidupan awal di planet tersebut.
Rover Curiosity NASA menemukan dua set riak ini. Salah satu riak ditemukan di daerah yang sebelumnya merupakan kumpulan bukit pasir yang terbawa angin, sementara set lainnya ditemukan di lokasi yang menunjukkan bahwa riak tersebut terbentuk di danau kuno.
Rover Curiosity telah menjelajahi Kawah Gale sejak mendarat di Mars pada 2012. Kawah ini merupakan lokasi penelitian utama karena diyakini pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan.
Temuan terbaru ini semakin memperkuat bukti bahwa Mars pernah memiliki lingkungan yang mendukung air cair dalam waktu yang cukup lama. Selain riak air, rover NASA juga menemukan endapan mineral yang mengindikasikan adanya siklus air yang bertahan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Data ini menunjukkan bahwa danau di Mars mungkin pernah mengalami fluktuasi air yang mirip dengan danau di Bumi. Termasuk periode surut dan pasang yang dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan iklim planet tersebut.
Ilmuwan NASA juga berpendapat bahwa adanya riak air ini memberikan bukti lebih lanjut tentang bagaimana Mars kehilangan airnya secara bertahap. Proses ini kemungkinan besar terjadi karena kehilangan atmosfer akibat aktivitas matahari dan angin matahari yang secara perlahan mengikis gas-gas atmosfer Mars.
Tanpa atmosfer yang cukup tebal, air di permukaan tidak dapat bertahan lama dan akhirnya menguap ke luar angkasa atau membeku di bawah permukaan tanah.
(Tifani)