Liputan6.com, Gaza - Serangan udara Israel menewaskan setidaknya 58 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza dari Rabu (19/3) malam hingga Kamis (20/3/2025). Demikian menurut laporan tiga rumah sakit. Serangan tersebut menghantam beberapa rumah di tengah malam, menewaskan pria, perempuan, dan anak-anak saat mereka tidur.
Israel kembali melancarkan serangan berat di seluruh Jalur Gaza pada Selasa, mengakhiri gencatan senjata yang sempat menghentikan perang dan memfasilitasi pembebasan lebih dari dua puluh sandera. Israel menyalahkan Hamas atas pertempuran yang kembali terjadi karena kelompok militan itu menolak proposal baru yang menyimpang dari kesepakatan yang telah mereka tandatangani.
Baca Juga
Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza Lebih dari 400 warga Palestina tewas hanya pada Selasa, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Tidak ada laporan tentang Hamas yang menembakkan roket atau melakukan serangan lainnya. Demikian seperti dikutip dari AP.
Advertisement
Dalam perkembangan lainnya, militer Israel mengatakan mereka mencegat rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran dari Yaman pada Kamis dini hari, sebelum rudal itu mencapai wilayah udara Israel. Sirene serangan udara dan suara ledakan interseptor terdengar di Yerusalem. Tidak ada laporan korban luka. Ini adalah serangan kedua sejak Amerika Serikat (AS) memulai kampanye baru serangan udara terhadap pemberontak tersebut awal pekan ini.
Salah satu serangan di Jalur Gaza pada Kamis dini hari menghantam rumah keluarga Abu Daqa di Abasan al-Kabira, sebuah desa di pinggiran Khan Younis dekat perbatasan dengan Israel. Lokasi tersebut berada di dalam area yang telah diperintahkan untuk dievakuasi oleh militer Israel awal pekan ini.
Rumah Sakit Eropa yang menerima jenazah menyebutkan bahwa serangan itu menewaskan setidaknya 16 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Di antara korban tewas adalah seorang ayah dan ketujuh anaknya, serta orang tua dan saudara laki-laki dari seorang bayi berusia satu bulan yang selamat bersama kakek-neneknya.
"Malam yang berat lagi," kata Hani Awad, yang membantu tim penyelamat mencari lebih banyak korban selamat di bawah puing-puing. "Rumah itu runtuh menimpa kepala orang-orang."
Militer Israel selama ini mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan militan dan menyalahkan kematian warga sipil pada Hamas karena kelompok tersebut sangat "tertanam" di area permukiman penduduk.