Ajakan Damai Kontroversial di Mesir: Cium Massal

Sebuah fan page Facebook muncul di tengah-tengah Mesir berdarah menyerukan seluruh warga Mesir untuk merayakan Hari Cium Nasional.

oleh Riz diperbarui 26 Agu 2013, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2013, 07:00 WIB
hari-cium-nasional-130826a.jpg

Mesir tengah bergejolak sejak penggulingan Presiden Mohammed Morsi oleh militer. Kerusuhan terus terjadi hingga saat ini. Baik pihak militer maupun kubu Ikhwanul Muslimin masih bersikeras pada pendiriannya.

Perdamaian sulit dicapai. Perang saudara diprediksi bakal terjadi. Kemudian ajakan untuk berdamai datang, tapi caranya sangat kontroversial, yakni dengan cium massal.

Sebuah fan page atau laman Facebook muncul di tengah-tengah Mesir berdarah menyerukan seluruh warga Mesir untuk merayakan Hari Cium Nasional pada 30 Agustus 2013 mendatang.

"Adakah perdamaian yang lebih indah daripada melihat setiap orang mencium orang lain?" tulis laman Facebook itu, seperti dimuat Al-Arabiya, Minggu 25 Agustus 2013.

Laman ini kemudian banyak digandrungi kaum pemuda di Mesir. Banyak yang menyatakan siap untuk berpartisipasi. Namun saat ini, laman Facebook itu sudah tidak bisa dibuka. tak diketahui apakah sudah dihapus si pembuat atau dibajak.

Pro dan Kontra

Ajakan ini sungguh menuai pro dan kontra. Polemik muncul di permukaan lantaran Negeri Piramida itu jelas, merupakan negara dengan hukum Islam yang kental. Jelas melarang ciuman dengan orang yang bukan muhrim.

Salah satu pendukung acara ini, Adham S.Shdeed berpendapat, cium massal sah-sah saja. Sebab acara massal itu dilakukan atas dasar persahabatan atau kekeluargaan. Bukan atas dasar cinta ataupun nafsu.

"Nanti, pada hari itu, kita akan saling menunjukkan betapa eratnya persaudaraan kami," kata Adham.

Pengamat sosial Said Sadek berpendapat, munculnya ide itu kemungkinan lantaran warga frustasi dengan kekerasan yang terjadi di Mesir. Untuk membuka mata warga lain.

"Saat diajak berjuang melalui kekerasan mau, apakah dengan cara ini juga mau?" jelas Said.

Tapi Said juga menegaskan, bila cium nasional dilaksanakan, sejumlah warga di beberapa wilayah pasti menolak ikut. "Jelas, karena faktor agama dan budaya kita yang sudah kental," ujarnya.

Kondisi Mesir semakin genting saat militer melancarkan operasi pembersihan di basis Ikhwanul Muslimin. Akibatnya sekitar 1.000 orang tewas sejak kerusuhan pada pertengahan Agustus 2013 lalu. (Riz)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya