5 Diktator yang Mati dengan Tragis dan Penuh Penghinaan

Beberapa dari para diktator dunia menemui akhir yang tragis dan penuh penghinaan. Bahkan di tangan rakyatnya sendiri.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 17 Nov 2013, 12:03 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2013, 12:03 WIB
diktator-3-saddam-hussein-131117b.jpg
Kala jaya, mereka adalah penguasa mutlak. Sekali bertitah, tak ada yang bisa membantah. Memerintah dengan tangan besi, dan tak jarang berlumuran darah.

Beberapa dari para diktator dunia menemui akhir yang tragis dan penuh penghinaan. Bahkan di tangan rakyatnya sendiri.

Ada Benito Mussolini yang jasadnya digantung terbalik dan diperlakukan penuh penghinaan. Juga 'Singa Afrika' Moammar Khadafi yang tewas setelah jadi bulan-bulanan rakyatnya sendiri. Dan meski bunuh diri, Hitler masuk dalam kategori ini.

Berikut 5 diktator yang tewas secara tragis:

111024bkhadafi.jpg
1. Benito Mussolini, Italia (1883-1945)

Pemimpin Fasis Italia Benito Mussolini digulingkan pada Juli 1943, seiring menipisnya peluang menang dalam Perang Dunia II.

Setelah lengser, Mussolini langsung ditangkap dan ditahan di Hotel Campo Imperatore sampai September. Ia lalu diselamatkan pasukan terjun payung Jerman -- dibawa ke Jerman, lalu ke Lombardy di utara Italia. Namun, Mussolini sudah punya firasat, ajalnya makin dekat. Pada tahun 1945 dia mengaku pada reporter, "Tujuh tahun lalu aku sosok yang menarik. Tapi sekarang, aku mayat hidup."

Ramalannya terbukti, hanya beberapa bulan kemudian, ia nyata-nyata menjadi mayat. April 1945, Mussolini dan simpanannya, Clara Petacci mencoba lari ke Spanyol.

Namun gagal, mereka dicegat partisan komunis, disandera, lalu ditembak.

Jasad mereka lalu dibawa ke Piazzale Loreto, Milan -- lokasi eksekusi 15 aktivis anti-fasis setahun sebelumnya -- dan digantung terbalik.

Orang-orang yang lewat meludahi tubuh-tubuh tak bernyawa itu, dan melemparinya dengan batu. Demikian laporan BBC kala itu.

Foto-foto jasad-jasad yang diperlakukan penuh penghinaan itu menyebar luas, bahkan dijual ke pada prajurit Amerika sebagai suvenir.

diktator-5-nicolae-ceausescu-131117b.jpg

2. Adolf Hitler, Jerman (1889-1945)

Jika para diktator umurnya mencapai usia tua, Adolf Hitler adalah pengecualian. Di hari-hari terakhir Perang Dunia II, ketika Tentara Rusia mendekat ke Bedrlin, Hitler bersembunyi di bunker di bawah bangunan Kanselir Reich.

Saat kabar buruk sampai ke lubang persembunyiannya, Hitler mempersiapkan diri untuk menghabisi dirinya sendiri. Apalagi, ia sudah mendengar apa yang dialami Mussolini. Sang fuhrer minta jasadnya dibakar daripada dipermalukan.

Ia lalu menikahi simpanannya, Eva Braun dan minta kapsul sianida yang sebelumnya diuji pada anjing milik anak-anak menteri propaganda Nazi, Joseph Goebbels. [Lihat: Surat Terakhir `Perempuan Simpanan` Adolf Hitler: Aku Takut...]

Pada 30 April 1945, Hitler dan Braun menuju bagian terbawah bunker. Braun diduga menenggak sianida, sementara Hitler menembak dirinya sendiri. Bawahannya, seorang Letnan lalu membakar jasad mereka.

Tentara Rusia menemukan sisa-sisa mayat yang gosong, mengidentifikasikannya, lalu melenyapkannya. Agar makam Hitler tak jadi simbol baru para pengikut Nazi.  [Lihat: Hitler Lari ke Argentina atau Indonesia]

diktator-11-adolf-hitler-131117b.jpg

3. Nicolae Ceausescu, Rumania (1918-1989)

Pemimpin komunis terakhir Rumania menemui ajalnya di Hari Natal 1989. Desember itu, rakyat mulai memberontak dan Nicolae Ceausescu berusaha menenangkan rakyatnya dengan pidatonya yang diucapkan sangat hati-hati pada 21 Desember.

"Huu...!," itu tanggapan rakyat atas pidatonya.

Hari berikutnya, Ceausescu dan istrinya Elena melarikan diri dari Bucharest, beberapa menit sebelum massa mulai dikuasai amarah dan mengamuk.

Namun, pasangan itu tertangkap dan dibawa ke tahanan oleh pasukan Angkatan Darat. Ceausescu diadili dan dijatuhi hukuman mati atas tuduhan genosida dan korupsi.

Meski ada biasanya ada jeda 10 hari sebelum eksekusi, hukuman mati terhadap Ceausescu dilakukan dengan segera.

Dengan kondisi tangan terikat, ia dan istrinya dipaksa menghadap tembok lalu diberondong peluru.

Salah satu anggota tim eksekusi, Dorin-Marian Cirlan belakangan mendeskripsikan pengalamannya sebagai sesuatu yang mengerikan. "Ceausescu melihat ke arahku, seakan menyadari ia akan segera menemui ajal, bukan nanti, lalu ia menangis," kata dia.

diktator-13-benito-mussolini-131117b.jpg

4. Saddam Hussein, Irak (1937-2006)

Diktator Irak, Saddam Hussein kehilangan kekuasaannya lewat invasi AS pada 2002. Pasukan AS menemukannya bersembunyi di sebuah lubang persembunyian di tanah di kampung halamannya. Ia lalu dipenjara dan pada tahun 2006 dinyatakan bersalah atas pembunuhan 148 warga Irak pada 1982 -- pembantaian yang ia perintahkan untuk merespon percobaan pembunuhan atas dirinya. [Lihat: Agen Israel Pernah Coba Bunuh Saddam Hussein dengan Bom Buku]

Pada 30 Desember 2005, Saddam digiring ke tiang gantungan di Camp Justice, di timur laut Baghdad. Video yang diambil dari ponsel mengungkap kata-kata terakhirnya: membela diri sebagai penyelamat Irak dan menyerukan rakyat Irak untuk melawan Amerika.

Saddam Hussein dimakamkan di kota kelahirannya Al-Awja. [Lihat: `Harta Karun` Rp 313 T di Bandara Moskow, Milik Saddam Hussein?]


5. Moammar Khadafi,  Libya (1942-2011)

Khadafi menjadi penguasa pada 1969 dan sejak saat itu memerintah Libya dengan tangan besi sampai 2011 -- saat ia melarikan diri dari Tripoli yang jatuh ke tangan pemberontak.

Selama berbulan-bulan kemudian, keberadaannya tak diketahui, namun diduga ia berada di kampung halamannya di Sirte, dikelilingi lingkaran dalam yang terdiri dari orang-orang terdekatnya. Saat Sirte jatuh pada 20 Oktober, ia dan para pengikutnya mencoba lari dalam sebuah konvoi yang lantas dibom pasukan NATO.

Khadafi bersembunyi sebuah pipa drainase pinggir jalan, namun ketahuan. Apa yang terjadi kemudian masih jadi polemik. Laporan awal menyebut Khadafi terbunuh secara tak sengaja di tengah baku tembak.

Video yang diambil dari ponsel menguak akhir tragis 'SingaAfrika'. Khadafi yang ditangkap dalam kondisi hidup dan penuh darah diseret, dipukuli, dan ditusuk bayonet atau pisau. Di saat bersamaan ia ditembak di bagian kepala.

Jasadnya kemudian dipajang di lemari es di Kota Misrata selama beberapa hari. [Lihat: Pengakuan Soraya, `Budak Nafsu` Moammar Khadafi] (Ein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya