Alasan Kenapa Wanita Suka 'Badboy'

Tidak sedikit yang berpikir dengan mengisi hatinya dapat mengubah sifat buruk para badboy sehingga menjadi pria yang lebih baik.

oleh Kusmiyati diperbarui 12 Mar 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 06:00 WIB
pembunuh saraa
(twitter.com dan path.com)

Liputan6.com, Jakarta Menjadi pacar seorang playboy demikian juga badboy menjadi tantangan tersendiri untuk para wanita. Tidak sedikit yang berpikir dengan mengisi hatinya dapat mengubah sifat buruk para badboy sehingga menjadi pria yang lebih baik.

"Namanya saja badboy, karakternya tidak baik. Banyak wanita yang ingin menjadi hero dengan berpikir dapat menyelamatkan si badboy menjadi lebih baik, walaupun mereka sudah tahu akan sering disakiti," kata Psikolog, Baby Jim Aditya, Rabu (12/3/2014).

Baby mengatakan cara berpikir seperti itu yang membuat wanita rela berkorban melakukan apa pun untuk si badboy.

"Para wanita itu berpikir hanya mereka yang mengerti si badboy. Walaupun sakit, mereka rela berkorban untuk perubahan yang lebih baik," katanya.

Hal inilah yang mungkin saja terjadi pada kisah pasangan sejoli Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Rani (19) tersangka pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19).

Diduga karena cemburu Syifa membantu rencana pembunuhan sang mantan pacar Hafitd. "Mungkin karena Hafitd posesif sehingga Syifa posisinya terancam. Selain itu wanita ini merasa takut kehilangan pacar sehingga dia melakukan hal itu," kata Baby.

Baby menyarankan saat menjalani hubungan pacaran sebaiknya tidak terlalu berlebihan, terlebih bila terlibat dengan badboy.

"Orangtuanya saja mungkin sudah jengah dengan sifat anaknya yang badboy. Kalau masih pacar sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Mungkin karena nilai-nilai yang ditanamkan keluarganya kalau wanita itu tidak bisa hidup tanpa pria, sehingga dia sampai berkorban sedemikian rupa," kata Baby.

Wanita yang merasa takut kehilangan akan mudah diperdaya oleh si badboy.

"Badboy itu akan berpikir dapat menguasai wanita yang terlalu takut kehilangan dirinya. Untuk itu sewajarnya saja, interopeksi diri. Bila pacaran terlalu mendalam atau berlebihan seperti seks sebaiknya hindari karena itu sifatnya mengikat tidak bisa lepas," ujar Baby.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya