RS Dilarang Minta DP pada Keluarga Pasien Saat Kondisi Darurat

Pihak rumah sakit dilarang meminta uang muka (DP) kepada para pasien yang harus masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit (RS).

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Mar 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2014, 17:00 WIB
gawat darurat
gawat darurat

Liputan6.com, Jakarta Pihak rumah sakit (RS) dilarang meminta uang muka (DP) kepada para pasien yang harus masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Undang-undang (UU) telah menuliskan bahwa rumah sakit tidak diperbolehkan membebani keluarga pasien dengan uang muka.

"Aturan seperti ini sudah ada. Rumah sakit memang tidak diperbolehkan meminta uang muka kepada keluarga. Sebab, pasienlah yang menjadi utama kami," kata Direktur Utama RSU Bunda Menteng, dr. Didid Winnetouw dalam acara `EMERGENCY.. What to do?` di Auditorium RSU Bunda Menteng, Jakarta, Pusat, Kamis (13/4/2014)

Selain itu, pasien yang memang membutuhkan pertolongan segera dan dalam keadaan gawat darurat, tim medis tidak perlu meminta izin kepada keluarganya. Sebab, dokter harus segera melakukan pertolongan pertama agar pasien dapat diselamatkan.

"Ketika tindakan pertama sudah selesai dan pasien membutuhkan perawatan selanjutnya seperti operasi, barulah dokter akan meminta izin keluarga pasien," kata Didid menambahkan.

RSU Bunda, lanjut dia, pernah menangani kasus yang mengharuskan pasien mendapatkan pertolongan pertama, tanpa meminta izin terlebih dulu. Pasien pertama adalah seorang loper koran yang menjadi korban tabrak lari. Ketika dibawa ke RSU Bunda, tidak ada keluarga yang menemani dan si korban harus segera mendapatkan pertolongan pertama. "Kita tetap tolong, dan kita tidak melihat apa pekerjaannya. Apa pun itu, untuk lifesaving, akan kita lakukan," kata dia menerangkan.

Untuk kasus kedua, pasien merupakan seorang karyawan yang mengalami serangan stroke di kantor dibawa oleh teman-teman kantornya, tanpa didampingi keluarga. Tanpa pikir panjang, pihak rumah sakit segera menanangani pasien itu.

"Paling risikonya kalau pada pertolongan pertama nyawa pasien tidak dapat tertolong, keluarga marah ke tim dokter. Risiko seperti ini bisa kayak dokter Ayu," kata Didid menekankan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya