Liputan6.com, New York Anak-anak yang menelan magnet jumlahnya meningkat tiga kali lipat. Magnet-magnet tersebut biasanya berasal dari mainan. Padahal, anak-anak ini berisiko mengalami luka serius apabila menelan magnet sehingga membutuhkan operasi.
Menurut peneliti dari The Hospital for Sick Children (SickKids) dan the University of Toronto, Matt Strickland, magnet ini diperkenalkan ke pasaran sekitar lima tahun yang lalu. Magnet bola biasanya ada di mainan anak-anak. Tapi, perkembangan penggunaan magnet kecil ini meningkatkan jumlah anak-anak yang harus menjalani operasi untuk mengambilnya.
"Magnet saat ini 20 kali lebih kuat dibanding magnet yang tua, dengan potensi yang menyebabkan lebih banyak kerusakan," katanya. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Pediatrics.
Penelitian yang dilakukan tim Strickland fokus pada cedera saluran pencernaan karena bahaya serius dari magnet seperti perforasi lambung, usus kecil, dan usus besar. Banyak anak-anak dalam penelitian itu harus dioperasi untuk mengambil magnet di ususnya. Apalagi, magnet tersebut bisa merobek bagian usus anak-anak.
"Dengan magnet kecil, anak-anak cenderung menelan beberapa bagian, yang bisa melekat satu sama lain saat melalui usus mereka," kata Strickland seperti dilansir LiveScience, Senin (19/5/2014).
Menurutnya, banyak anak yang menelan magnet tak segera menunjukkan gejalanya. Dan dokter mungkin tak menemukan magnet sampai melakukan sinarX. Tapi, pada saat itu biasanya sudah terjadi luka yang parah.
Strickland mengatakan, ia berpikir orangtua harus tahu bahaya dari menelan magnet.