Heboh MERS, Jadwal Umrah Ditunda Kuota Jemaah Dibatasi

Pemerintahan Arab Saudi di Indonesia mulai membatasi kuota dengan menutup visa kunjungan ke negaranya karena heboh MERS.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Mei 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2014, 07:00 WIB
Ilustrasi Penyakit Mers CoV
Ilustrasi Penyakit Mers CoV (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Meski pemerintahan Arab Saudi belum melarang secara resmi para calon jamaah haji atau umrah untuk beribadah di Tanah Suci, kenyataannya pemerintahan Arab Saudi di Indonesia mulai membatasi kuota dengan menutup visa kunjungan. Ini semua terkait dengan penyebaran Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV).

"Mereka hanya bilang tutup visa sejak 15 Mei kemarin. Cuma belum ada pernyataan apa-apa dari mereka," kata Emma, pemilik agen travel dan umrah `First Journey` di Rawamangun, pada Health Liputan6.com, Rabu (21/5/2014).

Menurut rencana, Emma akan memberangkatkan rombongan calon jamaah umrah pada Jumat 23 Mei 2014. Sayang karena visa yang belum juga disetujui membuat ia harus rela mengundurkan jadwal keberangkatan. "Visa baru dibuka kembali tanggal 28 Mei 2014. Insya Allah dibuka dan rombongan bisa berangkat pada 9 Juni 2014," kata Emma menambahkan.

Kekecewaan tentu saja tersirat dari wajahnya. Wajar, Emma sendiri harus menanggung kerugian cukup besar karena sudah mengeluarkan biaya untuk pemesanan hotel dan penerbangan yang rencananya akan digunakan Jumat ini. Menurut Emma, sejak dua jamaah asal Indonesia yang meninggal dunia diduga akibat MERS, Kementerian Agama sendiri sudah mengimbau agar para pemilik agen perjalanan haji dan umrah lebih waspada dan memperhatikan para calon jamaahnya.

"Mereka sendiri enggak bisa melarang karena ini ibadah. Hanya imbauan saja," kata Emma menerangkan.

Pembatasan kuota yang dilakukan Pemerintahan Arab Saudi, jelas Emma, sangat terasa saat ia membawa rombongannya pada Minggu lalu. Menurut Emma, jumlah jamaah Indonesia dapat dihitung dengan jari. "Waktu saya manasik bersama rombongan, jamaah dari Indonesia paling banyak dari tempat saya. Dari saya saja hanya 65 orang. Benar-benar sepi," kata Emma menceritakan.

"Banyak jamaah yang pakai masker. Rata-rata semua mengenakannya," kata dia menambahkan. Bahkan, toko-toko yang biasanya buka dengan barang yang jumlahnya banyak, kemarin terlihat sepi.

Jamaah kecewa

Mendengar pembatalan pemberangkatan umrah, sebagian besar calon jamaah kecewa. Kekecewaan ini bukan tanpa alasan. Sebab, banyak dari calon jamaah yang sudah mengurus cuti dan membuat acara pengajian.

"Jujur, saya kecewa. Saya sendiri sudah mengadakan pengajian. Bahkan, mertua saya saat ini sudah di perjalanan menuju Jakarta untuk acara pengajian saya berangkat umrah," kata salah seorang jamaah, Rina.

Senada dengan Rina, Riswan yang mengikutsertakan istri dalam perjalanan ibadah ini merasakan hal serupa. Pasalnya, pria yang berprofesi sebagai guru ini harus mengatur kembali cuti yang sudah ditandatanganinya. "Saya cuma berharap di tanggal 9 Juni nanti jadi. Mungkin ini juga jalan dari Allah. Pasti ada hal positif di balik itu semua," kata Riswan.

Sedangkan dua mahasiswi yang enggan disebutkan namanya berharap pengunduran perjalanan umrah ini tidak sampai tanggal 9 Juni. Karena di tanggal yang sama keduanya harus mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). "Maunya sih, sebelum tanggal itu. Tapi, kalau memang harus tanggal 9 ya pas UAS saya enggak ikut dan harus susulan," kata salah satu mahasiswi ini lirih. /Abd

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya