Susu Kental Manis Itu, Masuk Susu atau Bukan?

Jika dibandingkan sumber karbohidrat, justru sumber energi yang paling banyak dalam sebotol susu kental manis.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Agu 2021, 13:48 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2014, 15:13 WIB
Susu Impor
(Foto: Chicagotribune)

Liputan6.com, Jakarta Pemberian susu kental manis pada anak kerap dirasa cukup oleh para ibu tanpa harus memberikan tambahan lainnya. Padahal susu kental manis tidak tepat disebut susu karena isinya adalah gula. Jika dibandingkan sumber karbohidrat, justru sumber energi yang paling banyak dalam sebotol susu kental manis."Kandungan proteinnya lebih rendah, daripada jenis susu lainnya. Disebut susu karena rasa dan aromanya berbau susu dan memang dibuat dari susu. Cuma, kandungan gulanya tinggi sekali. Jadi, menurut saya susu kental manis lebih tepat disebut sumber energi, ketimbang sumber protein," kata Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, PhD, Jakarta, Kamis (5/6/2014)

 

Baca juga:

 

Dalam mengonsumsi susu kental manis, lanjut Ahmad, tergantung dari usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisiknya. "Kalau kebutuhan energi seseorang adalah 1.500 kalori per hari maka kita harus menilai apakah sudah cukup atau belum. Memang, itu sulit. Maka itu, diupayakan untuk adanya pedoman dalam penerapan ini," kata dia menambahkan.Untuk itu Ahmad mengimbau kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk membuat satu pedoman demi memudahkan masyarakat untuk menilai apakah makanan yang dikonsumsi sehari-hari sudah cukup untuk tubuhnya.Lebih lanjut Ahmad mengatakan, apalagi sekarang ini semua orang telah menjadi pintu gerbang makanan untuk dirinya sendiri, khususnya masyarakat perkotaan.

Kita sudah tidak bergantung pada ibu di rumah untuk menentukan kebutuhan gizi dan energi diri sendiri, tapi sudah bisa menentukannya seorang diri."Memang pada dasarnya berlebihan itu tidak baik," kata dia menerangkan.

 

Baca juga:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya