Harapan Pasien Kanker Ginjal ke BPJS

Di lapangan masih banyak ditemukan keluhan para pasien JKN, salah satunya pada pasien kanker ginjal.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Jul 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2014, 08:00 WIB
Harapan Pasien Kanker Ginjal ke BPJS
Di lapangan masih banyak ditemukan keluhan para pasien JKN, salah satunya pada pasien kanker ginjal.

Liputan6.com, Jakarta Idealnya asuransi kesehatan sosial dari BPJS Kesehatan bernama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat membantu masyarakat mendapatkan layanan kesehatan secara optimal. Sayang, di lapangan masih banyak ditemukan keluhan para pasien JKN akan layanan ini. Namun, para pasien JKN selalu mendengungkan harapannya agar JKN mampu memberikan terbaik, termasuk obat untuk pasien kanker ginjal seperti Suhendra.

Suhartono Suhendra (52) nama lengkapnya, warga Tangerang yang sejak Mei 2012 divonis mengidap kanker ginjal stadium 4 telah mencoba menggunakan JKN beberapa waktu lalu. Sayang, harapannya tak sesuai dengan kenyataan. Selain proses pendaftaran yang sangat lama,antri dari pagi hingga pagi lagi, obat yang paling dibutuhkannya pun tak bisa dipenuhi JKN.

"Saya berterimakasih akan adanya BPJS (JKN), tapi dari daftar obat yang diberikan dokter, nexavar satu-satunya obat yang saya butuhkan tak masuk daftar obat yang di-cover. Padahal harganya sangat mahal dan digunakan hingga waktu yang tak ditentukan," tutur Suhendra pada diskusi media di Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Kamis (17/7/2014).

Nexavar obat produksi Bayer ini memang hingga kini jadi satu-satunya obat yang tepat bagi penderita kanker ginjal. Satu box nexavar yang digunakan untuk satu bulan mengeluarkan dana lebih dari 20 juta rupiah. Menurut Ketua YKI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM (K) dalam kesempatan yang sama menyebutkan bahwa nexavar berfungsi bukan untuk mengobati namun menahan agar sel-sel kanker tak menyebar atau berkembang di tempat lain.
Mengetahui kenyataan ini, Suhendra tak menyerah dan semangat hidup, termasuk semangat mendapatkan nexavar.

Berbagai cara pun ia lakukan agar nexavar masuk ke dalam obat yang di-cover BPJS maupun lebih murah harganya. Mulai dari mengirim pesan lewat Twitter Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, mengirim SMS ke Ahok, hingga menulis di berbagai media massa online.

"Pasien BPJS yang membutuhkan nexavar bukan hanya saya, di RS Dharmais saja ada dua pasien kanker ginjal. Obat ini pun dibutuhkan untuk pasien kanker ginjal," tandasnya.

Ia pun berharap agar seruannya ini didengar oleh BPJS dalam waktu dekat sehingga kesempatan hidup para pasien kanker ginjal seperti dirinya semakin besar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya