Tidak Menutup Kemungkinan Virus Ebola Mewabah di Indonesia

Kita harus tahu bahwa penyebaran virus yang secara taksonomi virologi resmi bernama Zaire Ebolavirus (EBOV) terjadi melalui kontak langsung

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 16 Agu 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2014, 09:00 WIB
Tidak Tutup Kemungkinan Virus Ebola Mewabah di Indonesia
Kita harus tahu bahwa penyebaran virus yang secara taksonomi virologi resmi bernama Zaire Ebolavirus (EBOV) terjadi melalui kontak langsung

Liputan6.com, Jakarta Dilihat dari kondisi geografis Indonesia yang mirip dengan Filipina, yang merupakan negara di Asia yang pernah dikonfirmasi positif Ebola pada seekor monyet, tidak menutup kemungkinan virus ebola dapat mewabah di Indonesia. Memang, hingga detik ini belum ada dilaporkan kasus infeksi oleh virus Ebola. Tapi, ada baiknya kita untuk lebih waspada, apalagi sistem transportasi membuat Indonesia dan Filipina dapat dengan mudah dicapai.

Kita juga harus tahu bahwa penyebaran virus yang secara taksonomi virologi resmi bernama Zaire Ebolavirus (EBOV) dapat terjadi melalui kontak langsung. Apalagi, sangat contagious, serta memiliki potensi menjadi pandemi.

"Penularan virus ebola dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. Untuk itulah, kita diminta untuk lebih waspada," kata Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, drh. Pudjiatmoko, PhD di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, pada Jumat (15/8/2014)

Menurut Pudjiatmoko, infeksi kasus penyebaran Ebola pada manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan hewan seperti simpanse, monyet, kijang hutan, mandril dan landak (Inang insidental). "Akan tetapi, diduga reservoir dari penyakit ini adalah kelelawar buah (fruits bats) jenis tertentu, yang jenisnya juga terdapat di Pulau Kalimantan. Pada hewan penyakit tersebut disebut dengan haemorragic fever," kata dia menambahkan.

Kita pun harus mengetahui apa saja gejala klinis pada hewan yang tertular virus Ebola. Seperti demam, depresi diikuti gejala muntah, diare, bulu rontok, kekurusan, perdarahan petekhie di bawah kulit, gastroinstestinal dan membran mukosa, keluar darah dari lubang hidung, lemak, shock, dan mati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya