Dari Sinilah Istilah Darah Biru Muncul

Salah satu upaya menjaga kemurnian darah biru adalah dengan mencari pasangan yang berdarah biru

oleh Liputan6 diperbarui 06 Nov 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 08:00 WIB
Dari Sinilah Istilah Darah Biru Muncul
Salah satu upaya menjaga kemurnian darah biru adalah dengan mencari pasangan yang berdarah biru

Liputan6.com, Jakarta Anda tentu tahu istilah darah biru. Di zaman feodal dan mungkin masih ada di zaman sekarang, istilah ini ditujukan untuk mereka yang masuk dalam kelompok para bangsawan, priyayi atau mereka yang bergolongan ekonomi atas.

Dalam banyak budaya terutama Jawa, pewaris darah biru ini biasanya akan berusaha mendapatkan pasangan yang juga berasal dari kalangan darah biru. Dengan demikian mereka akan bisa menurunkan generasi darah biru yang berkualitas. Inilah yang disebut dengan mengukir darah biru.

Konsep mengukir darah biru ini biasanya hanya diketahui oleh kalangan tertentu dan bersifat rahasia. Konsep spiritual leluhur Jawa ini dikenal dengan istilah hangukir trahing kusuma/trahing aluhur yang artinya mengukri keturunan orang bangsawan/kaum yang tinggi derajatnya.

Menurut Budiono Herusatoto penulis buku Seks Para Leluhur, istilah ini menunjukkan sikap eksklusif dan konsep yang dirahasiakan, hanya patut diketahui oleh orang terpilih di seputar raja.

Sifat pemilih ini menunjukkan adanya pembedaan derajat atau trah/garis keturunan. Kata trah berasal dari kata rah (Jawa) yang artinya darah, menjadi gotrah (keluarga, sanak saudara sedarah) dan trah dengan arti garis keturunan.

Konsep ini berlaku umum dengan anggapan bahwa 'raja sebagai keturunan dewa' harus dijaga dan dipertahankan kemurnian darahnya agar tidak tercemar oleh darah keturunan non dewa (rakyat biasa).

Anggapan seperti ini sebenarnya dimaksudkan untuk mempertahankan kehormatan dan politik (kekuasaan) kunci pemerintahan. Eksklusivisme itu akhirnya menumbuhkan rasa dan sikap kesombongan. Hingga istilah ini akhirnya mengandung konotasi keluhuran martabat yang berbeda dengan rakyat biasa.

Kaum bangsawan adalah berwarna biru simbol keluhuran sebagaimana warna langit biru yang berbeda dengan darah rakyat biasa 'sudra papa' yang tetap berwarna merah. Dari sinilah kemudian istilah darah biru dikenal.

Dalam pandangan mereka yang berdarah biru, salah satu hal yang paling berarti adalah mendapatkan keturunan. Karena itu selain mendapatkan pasangan yang sama-sama dari darah biru. Cara memperoleh anaknya pun harus disiapkan dengan sebaik-baiknya agar kemurnian darah biru tetap terjaga. Sehingga kualitas watak si anak juga menunjukkan bahwa dia dari golongan darah biru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya