Bahaya Bila Past Life Regression Hanya untuk 'Jalan-jalan'

Bila regresi past life hanya untuk jalan-jalan atau sekadar rekreasi ke masa lalu, ada bahayanya lho

oleh Liputan6 diperbarui 21 Nov 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 09:00 WIB
Bahaya Bila Past Life Regression Hanya untuk 'Jalan-jalan'
Bila regresi past life hanya untuk jalan-jalan atau sekadar rekreasi ke masa lalu, ada bahayanya lho

Liputan6.com, Jakarta Kalau seseorang tahu bahwa memori kita bisa diputar mundur hingga puluhan bahkan ratusan dan ribuan tahun lalu, kemungkinan besar bakal akan ada keinginan untuk sekadar tahu dan coba melakukan rekreasi atau jalan-jalan dengan menggunakan past life regression.

Rekreasi yang dimaksud dalam Past Life Regression (PLR) ialah membawa seseorang masuk dalam kehidupan masa lampaunya (sebelum dia lahir dan menjadi sosok pribadi sekarang ini. Bisa ratusan tahun lalu atau ribuan tahun lalu) dengan tujuan hanya ingin tahu menjadi siapakah dan ada peristiwa apakah di kehidupan masa lalu orang tersebut.

Setelah seseorang masuk dalam profound somnambulism, hipnoterapis bisa memberi pertanyaan pengantar seperti: “sekarang saya mengajak pikiran bawah sadar untuk membawa ke pengalaman kehidupan si A (klien) di kehidupan sebelum ini. Momen apa saja yang pertama muncul sampaikan ke saya!”.

Pertanyaan ini seperti mesin pencari google yang mengakses memori yang menyimpan pengalaman masa lampau tersebut. Titik memori yang tersentuh itulah yang muncul. Karena pertanyaannya tidak spesifik, maka pengalaman yang muncul seringkali tidak terduga.

Perlu diketahui, pengalaman buruk beserta emosi negatif yang menyertai bisa 10 kali lebih cepat terakses jika pertanyaan Sang hipnoterapis tidak spesifik.

Dan dalam kenyataannya, seringkali yang akan muncul ialah pengalaman buruk dan emosi negatif yang menyertainya. Jika pengaksesan semata-mata rekreasi akan sangat berbahaya karena pengalaman buruk dan emosi negatif yang muncul tersebut justru akan menimbulkan problem baru yang berdiri sendiri atau memperkuat problem yang sedang dialami seseorang.

Misalnya, ternyata pengalaman masa lalu yang muncul ialah dirinya menjadi seorang pembunuh. Emosi “membunuh” yang muncul di past life, yang tidak pernah muncul selama ini, karena diakses, saat itu juga bisa menjadi bagian diri seseorang yang saat itu mengaksesnya.

Begitu juga kalau dulunya orang tersebut adalah seorang penipu. Selama ini ia bisa mengontrol diri. Tapi karena Past life-nya yang terakses ialah ia seorang penipu yang sedang beraksi, potensi menipunya seperti mendapatkan penguatan untuk mewujud.

Belum lagi ketika kesadaran diri saat ini terkejut ketika melihat kenyataan diri di Past life-nya tidak sesuai dengan harapan. Ini bisa menimbulkan problem psikis yang bisa menimbulkan sakit fisik yang baru karena psikosomatis.

Inilah bahayanya PLR yang sifatnya rekreatif. Oleh sebab itu, meskipun bisa, seorang hipnoterapis profesional tidak akan pernah melakukan permintaan PLR yang sifatnya rekreasional.

Praktik PLR yang benar ialah, sang hipnoterapis selalu menghubungkan pengaksesan pengalaman masa lalu dengan problemnya saat ini. Dengan tujuan mendapatkan solusi atas masalah atau pencerahan pikiran atas masalah yang sedang dialami.

Pengaksesan itu tidak serta merta di sesi pertama terapi, melainkan setelah sang hipnoterapis memahami masalah dalam terapi sebelumnya dan tentu saja ada persetujuan dari klien.

Heri Siswanto, C.ht.
Hipnoterapis Klinis

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya