Liputan6.com, London Dicela teman-teman sekolah, kecanduan kokain, depresi berat membuat masa-masa remaja Helen Galsworthy berat. Hingga pernah membuatnya melakukan upaya bunuh diri di rel kereta api dekat kediamannya pada usia 18 tahun.
Saat kereta akan lewat, ia berubah pikiran. Sayang, bagian kakiknya terkenan rel kereta api. Yang ia ingat bahwa kakinya mengeluarkan darah sangat banya. Beruntung ia dapat diselamatkan, meski bagian tubuh di bawah lutut diamputasi.
Hidupnya masih hancur saat itu, meskipun ia selamat namun anggota tubuhnya tak lengkap. Saat ia belajar ke universitas banyak orang mencemoohnya namun ia terus bertahan.
Advertisement
Tujuh tahun setelah kejadian tersebut Helen berubah 180 derajat. Ia kini merasa hidupnya berguna dan jauh lebih bahagia usai melahirkan seorang bayi laki-laki, buah hati bersama pasangannya, William Ryves tinggal di Hampshire, Inggris.
"Saat kehilangan kaki, saya pikir dunia saya berakhir. Namun kini tidak saya punya banyak alasan untuk terus hidup," ungkapnya seperti dilansir Daily Mail pada Kamis (20/11/2014).
Thomas, putera semata wayangnya membuat hidup makin hidup. Ia pun melupakan kesedihan yang pernah dialami, termasuk tak memedulikan tubuhnya yang tak sempurna.
Kini, Helen menggunakan kaki buatan, dan mulai bersekolah lagi tingkat universitas di bidang kriminologi. Ia pun melakukan aneka kebaikan mencari dana untuk tindakan amputasi dan pembuatan kaki buatan di tempatnya dulu sebagai pasien.