Liputan6.com, Jakarta Mungkin ada di antara Anda yang memiliki seorang anak, yang hanya doyan menyantap nasi dan lauk saja, ketika jam makan tiba. Bahkan, ketika dihidangkan sayuran, anak dengan cepat menolak.
Jika sudah seperti ini, tidak jarang orangtua rela memberikan suplemen atau penambah nafsu makan agar sang anak mau memasukan sayuran ke dalam mulut. Tapi, pernahkah Anda sebagai orangtua sadar, kalau dia melakukan itu karena bercermin dari diri Anda?
Ahli Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rahmi Dwi Hapsari, S. Si. T, S.Gz, mengatakan, "Sejatinya, anak harus dikenalkan sayuran sejak dia kecil. Atau setidaknya, orangtua memberikan contoh dengan mengonsumsi sayuran ketika waktu makan bersama tiba."
Sebab, lanjut Rahmi, suatu penelitian telah mengaitkan antara ketidaksukaan seorang anak terhadap jenis makanan tertentu dengan mencontoh apa yang juga dilakukan oleh orangtua.Â
"Kalau ada tipikal orangtua tidak senang sayur, atau tipikal jarang memasak menu sayuran di rumah, akan terbawa sampai si anak besar," kata Rahmi kepada Health-LIiputan6.com di Jakarta, ditulis Senin (24/11/2014)
Jika memang orangtua merasa tidak memiliki waktu untuk mengenalkan sayuran kepada anak, karena jadwal bekerja yang cukup padat, maka orang yang berada di rumahlah yang harus mengemban tugas tersebut. "Berarti orang di rumah, selain orangtua, entah Mbak atau kakek dan neneknya, juga harus membiasakan makan sayuran di rumah," kata Rahmi menambahkan.
Memang, sayuran merupakan jenis makanan yang memiliki rasa kurang enak. Tapi, jika seorang anak sudah dijejelin atau diperkenalkan dengan sayur sejak dia kecil, maka ke depan dia akan terbiasa menyantap sayuran tersebut.
"Kenalin saja terus menerus sejak dia diberikan MPASI. Setiap harinya, anak diperkenalkan dengan jenis sayuran yang berbeda. Misalnya saja, hari ini wortel, besok buncis, dan selanjutnya bayam. Lama kelamaan, dia akan tahu dan kenal mana yang menurut dia enak, dan mana yang tidak," kata Rahmi.
Jika orangtua mulai mengenalkan sayuran kepada seorang anak yang sudah duduk di bangku sekolah dasar, berikanlah pemahaman tentang manfaat dari sayur itu.
"Misalnya si anak kelas 3 SD. Orangtua kan sudah bisa memberikan pemahaman kepada sang anak. Misalnya dengan `Mau sehat, enggak? Mau pintar enggak? Kalau mau, jangan lupa makan sayur, ya`," kata Rahmi mencontohkan.
Bila Anak Nggak Doyan Sayur, Coba Lihat Diri Anda Sendiri
Orangtua kerap tidak sadar bahwa bila anak tidak doyan sayur itu biasanya karena orangtuanya juga demikian
diperbarui 25 Nov 2014, 07:00 WIBDiterbitkan 25 Nov 2014, 07:00 WIB
Memberikan pemahaman akan manfaat dari buah-buahan dan sayuran pada anak, memiliki efek buruk yang membuat mereka cenderung untuk tidak suka
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ibu Kota Taiwan Gunakan Anjing untuk Tingkatkan Keamanan Lingkungan, Bagaimana Caranya?
Pihak Harvey Moeis Pertanyakan Gugatan Jaksa Soal Penghitungan Kerugian Negara di Kasus Timah
Indonesia jadi Negara Produsen Kopi Terbesar ke-4 Dunia
Lokasi Strategis jadi Dipertimbangkan Sebelum Beli Rumah dan Berinvestasi Properti
BSI Sudah Salurkan Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan Rp 62,5 Triliun
Cara Ampuh Menghilangkan Rasa Pahit Pare tanpa Merebus dengan Garam
Jangan Abaikan, ISPA Bisa Sebabkan 5 Penyakit Berbahaya pada Anak
Jangan Terkecoh, Ini Bedanya Wartawan dengan Konten Kreator di Era Digital
Link Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Liverpool 22 Desember 2024 di Vidio
Hemat Subsidi LPG Rp 3,5 Triliun, KPPU Usul 3 Juta Rumah Tersambung Jargas
Kemenekraf Gelar Pelatihan Juru Masak Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Anggarannya Capai Rp1,5 Miliar untuk 5 Kota
Pria Tewas Tersengat Listrik saat Sedang Cat Pelapis Anti Bocor di Genteng