Kontrasepsi Suntik Berisiko Tularkan HIV?

Hati-hati terhadap kontrasepsi hormonal suntik

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jan 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2015, 13:00 WIB
Kontrasepsi Suntik Berisiko Tularkan HIV?
Hati-hati terhadap kontrasepsi hormonal suntik

Liputan6.com, Jakarta Dua jenis kontrasepsi hormonal yang paling sering digunakan oleh para wanita untuk mencegah kehamilan adalah suntik dan pil kontrasepsi oral. Namun, bagi wanita yang memilih suntik, harus berhati-hati terhadap risiko penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Dari hasil penelitian yang melibatkan 39.500 orang wanita dan telah diterbitkan ke dalam the Lancet Infectious Diseases, ditemukan bahwa pil kontrasepsi oral tidak akan meningkatkan risiko ini.

Sebenarnya, para peneliti sendiri tidak yakin apakah penularan HIV itu dapat terjadi atau tidak. Namun, perdebatan yang telah terjadi selama dua dekade masih terus dibahas hingga hari ini.

Epidemiologis, Lauren Ralph, mengatakan, tingkat moderat dari risiko ini terus diamati dalam penelitian mereka. Sehingga, belum ada niatan untuk merekomendasikan agar kontrasepsi hormonal menggunakan suntikan atau depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) ditarik dari peredaran.

Melansir laman Daily Mail, Jumat (9/1/2015), melarang penggunaan DMPA sama saja tidak mempersulit para wanita yang tidak dapat memiliki akses langsung untuk membeli obat, dan bagi mereka yang tidak memiliki pilihan untuk kontrasepsi yang efektif.

"Ditakutkan dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, karena melahirkan tetap mengancam jiwa di banyak negara berkembang, dan dapat meningkatkan kematian secara menyeluruh di kalangan wanita," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya