Liputan6.com, Jakarta Memeringati Hari Kusta Sedunia yang jatuh setiap hari Minggu pekan terakhir di bulan Januari, stigma dan diskriminasi masih menjadi persoalan yang dihadapi oleh orang kusta. Banyak yang takut saat berjabat tangan bahkan mengobrol denga orang-orang ini. Padahal penularan penyakit ini tidak langsung kena, namun butuh kontak dalam waktu lama untuk tertular dari orang yang mengalami kusta.
"Kusta ini penyebarannya melalui kontak langsung dan (jangka waktu) lama, misalnya terjadi pada suami istri," terang Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek pada saat pencangan Resolusi Jakarta pada Senin (26/1/2015).
Baca Juga
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI yang diterima Health-Liputan6.com penularan dari penderita kusta yang tidak diobati bisa terjadi jika melakukan kontak dalam jangka waktu lama melalui pernapasan. Biasanya terjadi pada orang yang tinggal serumah maupun tetangga dekat.
Advertisement
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae ini pun tidak mudah menualr. Sekitar 95 persen peduduk memiliki kekebalan terhadap kusta sehingga tidak dapat tertular. Lalu, 3 persen diantaranya bisa tertual namun bisa sembuh dengan sendiri.
Pada 2 persen sisanya yang bisa tertular dan membutuhkan pengobatan. Jika tidak segera diobati, penyakit yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) ini bisa menimbulkan kecacatan. Kecacatan biasanya pada mata, tangan, kaki.
Â