BPOM Jambi Sidak ke Mal, Temukan Apel Berbakteri

(BPOM) Provinsi Jambi menyisir sejumlah mall, supermarket dan toko buah di Kota Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 30 Jan 2015, 15:36 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2015, 15:36 WIB
Recall Apel
(Foto: Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jambi –Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi menyisir sejumlah mal, supermarket dan toko buah di Kota Jambi. Ini terkait temuan bakteri yang terkandung di buah apel jenis Granny Smith, Gala, dan Caramel Appels.

Inspeksi mendadak (sidak) BPOM ini digelar Jumat (30/1/2015), pagi itu menyisir supermarket dan mal hingga toko buah. Diantaranya mall Jamtos, Hypermart dan toko-toko buah yang ada di kawasan Pasar Hongkong, Kota Jambi.

Dari sidak itu, BPOM berhasil menemukan 4 dus buah apel jenis Granny Smith (hijau) dan 5 dus berjenis Gala (merah) yang masih dijual di Hypermart Jambi.

Kepala toko Hypermart, Bagas Sugiyono mengatakan, baru mengetahui kabar mengenai buah apel beracun. Ia mengaku apel-apel luar negeri itu baru saja empat hari lalu didatangkan dari Jakarta.

“Empat hari lalu, kami sempat menjual yang apel berjenis Gala. Tapi saya tidak tahu persis berapa banyak yang terjual. Tapi setelah tahu info tersebut langsung kami tarik,” katanya. 

Kepala BPOM Jambi, Ujang Supriatna mengatakan, apel berjenis Granny Smith, Gala dan Caramel Appels ini mengandung bakteri Listeria Monocygenes yang dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri dan demam yang berujung kematian.

"Untuk tindaklanjut, karena membahayakan jika dikonsumsi akan kami musnahkan dan tidak boleh lagi beredar apel jenis ini. Tetapi sebelumnya kami akan cek dulu di laboratorium,” jelas Ujang.

Setelah melakukan penyisiran di Hypermart, BPOM bersama Badan Ketahanan Pangan dan Disperindag Provinsi Jambi kembali melanjutkan penyisiran ke sejumlah toko buah di Kota Jambi.

Dari toko-toko buah di kawasan Pasar Hongkong kembali ditemukan apel jenis Granny Smith dan Gala di. Sebagian besar penjual mengaku belum mengetahui jika apel impor yang dijualnya itu mengandung bakteri.
 
“Semua buah yang tersisa ini kita bawa dulu untuk dicek di labor,” kata Ujang. (Bangun Santoso)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya