Tanggapan Finalis Puteri Indonesia Saat Buruh Kerap Dilecehkan

Isu mengenai buruh perempuan yang kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakan merupakan masalah klasik.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Mei 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2015, 09:00 WIB
Farhannisa Suri Maimoon Nasution - Puteri Sumatera Utara 2014
Isu mengenai buruh perempuan yang kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakan merupakan masalah klasik.

Liputan6.com, Jakarta Puteri Indonesia Kepulauan Sumatera 2015, Farhannisa Suri Maimoon Nasution mengatakan, isu mengenai buruh perempuan yang kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakan merupakan masalah klasik yang tidak hanya menimpa perempuan di Indonesia, melainkan juga dunia.

"Sebagai Puteri Indonesia, saya sadar hal ini tidak bisa terus menerus dibiarkan. Perempuan harus bisa memperjuangkan hak-haknya dan berani mengatakan `tidak` untuk hal-hal yang dirasa kurang cocok dan tidak menguntungkan bagi dirinya," kata Farhannisa kepada Health-Liputan6.com di SCTV Tower Lantai 14, Senayan City, Jakarta, Jumat (1/5/2015)

Lebih lanjut, dia juga masih melihat stigma di masyarakat yang kerap menyalahartikan perjuangan perempuan untuk mendapatkan haknya dengan sikap membenci laki-laki cukup kuat. "Dan menurut saya, hal itu harus segera dihentikan," kata dia menambahkan.

Seperti disampaikan Jumisih, perwakilan dari Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP), kalau 3 dari 10 buruh perempuan pernah mengalami pelecehan seksual. Penyebab mereka tidak berani mengadu adalah adanya hubungan industrial, di mana buruh sebagai tenaga kerja dan digaji oleh pemilik modal, harus mengikuti semua kemauan dari atas bila ingin kontrak kerjanya diperpanjang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya