Puasa Setelah Idul Fitri: Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal & Panduan Lengkap

Puasa enam hari setelah Idul Fitri (Puasa Syawal) memiliki keutamaan besar, bahkan diibaratkan seperti berpuasa setahun penuh; berikut panduan lengkapnya!

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 25 Mar 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 10:30 WIB
Ilustrasi Islami, keluarga muslim, silaturahmi, buka puasa
Ilustrasi Islami, keluarga muslim, silaturahmi, buka puasa. (Image by rawpixel.com on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Puasa sunnah setelah Idul Fitri dikenal sebagai Puasa Syawal. Puasa ini dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, dimulai dari tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal. Keutamaan puasa Syawal sangat besar, bahkan diibaratkan seperti berpuasa sepanjang tahun. Hukumnya sunnah muakkadah, sangat dianjurkan, dan tata caranya sama dengan puasa Ramadhan. Artikel ini juga akan membahas beberapa pertanyaan umum seputar puasa Syawal, seperti bolehkah dikerjakan terpisah atau harus berturut-turut, serta bagaimana mengelola puasa Syawal dengan qadha puasa Ramadhan.

Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Keutamaan puasa ini sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim: "Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa sepanjang tahun." Selain itu, puasa Syawal juga menjadi bentuk rasa syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan upaya meningkatkan keimanan serta amal saleh.

Banyak pertanyaan muncul seputar pelaksanaan puasa Syawal, terutama bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadhan. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap mengenai tata cara, waktu pelaksanaan, dan keutamaan puasa Syawal, serta membahas hal-hal penting yang perlu diperhatikan, termasuk prioritas antara qadha puasa Ramadhan dan puasa Syawal. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari bebragai sumber, Selasa (25/3/2025).

Promosi 1

Pengertian dan Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, bulan setelah Ramadhan. Puasa ini sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari puasa Syawal. Pahala puasa Ramadhan diibaratkan seperti berpuasa selama sepuluh bulan, sementara enam hari puasa Syawal diibaratkan seperti berpuasa selama dua bulan. Jadi, dengan menggabungkan puasa Ramadhan dan enam hari di bulan Syawal, pahalanya setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh.

Selain pahala yang besar, puasa Syawal juga memiliki hikmah spiritual. Puasa ini dapat menjadi bentuk rasa syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Ia juga menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan amal saleh setelah bulan Ramadhan.

Puasa Syawal juga dapat menjadi sarana untuk melatih diri dalam kedisiplinan beribadah dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan konsisten menjalankan puasa Syawal, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan-Nya.

Ketentuan Waktu Puasa Syawal

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-23, 8 Juni 2018
Lebaran semakin mendekat, tapi jangan lupa sama jadwal sholat, imsakiyah dan buka puasa Ramadan 2018 ya. (Ilustrasi: Pexels.com)... Selengkapnya

Puasa Syawal dimulai pada tanggal 2 Syawal, setelah Idul Fitri. Tanggal 1 Syawal adalah hari raya Idul Fitri, dan berpuasa pada hari tersebut diharamkan.

Puasa Syawal dilakukan selama enam hari di bulan Syawal. Waktu pelaksanaannya dapat dilakukan secara berturut-turut (tanggal 2-7 Syawal) atau terpisah, asalkan tetap enam hari di bulan Syawal. Tidak ada satu pendapat yang paling benar, karena terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Beberapa mazhab memiliki pendapat berbeda. Mazhab Syafi'i misalnya, memperbolehkan puasa Syawal dilakukan secara terpisah. Begitu pula Mazhab Hanafi, yang juga memberikan kelonggaran dalam hal ini. Namun, sebagian ulama lainnya menganjurkan puasa Syawal dilakukan secara berturut-turut. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan konsisten dalam menjalankan ibadah ini.

Waktu terbaik untuk menjalankan puasa Syawal adalah segera setelah Idul Fitri, karena momentumnya masih terasa. Namun, jika memiliki halangan, puasa Syawal tetap sah selama dilakukan di bulan Syawal. Jangan sampai melewatkan kesempatan berharga ini hanya karena terlambat.

Jika ada yang memiliki utang puasa Ramadhan, maka sebaiknya diutamakan untuk menyelesaikan qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal. Namun, jika karena uzur syar'i (seperti sakit atau haid), maka boleh mendahulukan puasa Syawal.

Perlu diingat, meskipun puasa Syawal hukumnya sunnah, melaksanakannya memiliki pahala yang sangat besar. Jangan sia-siakan kesempatan untuk meraih pahala yang berlimpah ini.

Banyak ulama sepakat bahwa meskipun puasa Syawal dilakukan secara terpisah, keutamaannya tetap ada. Yang penting adalah niat yang ikhlas dan konsisten dalam menjalankan ibadah ini.

Kesimpulannya, fleksibilitas dalam waktu pelaksanaan puasa Syawal memberikan kemudahan bagi umat muslim untuk menyesuaikannya dengan kondisi dan kesibukan masing-masing. Namun, tetap dianjurkan untuk mendahulukan qadha puasa Ramadhan jika ada utang puasa.

Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal

Ilustrasi berbuka puasa/freepik.com
Sayangi kesehatan saat berpuasa dengan menjaga pola makan yang sering diabaikan. (Sumber: Freepik).... Selengkapnya

Tata cara puasa Syawal sama dengan puasa Ramadhan, yaitu dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah SWT, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Niat puasa Syawal dibaca pada malam harinya. Berikut bacaan niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta'ala.

 

Jika lupa berniat di malam hari, boleh berniat di siang hari dengan bacaan:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta'âlâ

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta'ala.

 

Selain niat, penting juga untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri. Usahakan untuk memperbanyak ibadah sunnah seperti sholat tahajud, membaca Al-Quran, dan berdzikir.

Perbedaan pelaksanaan puasa Syawal dengan puasa Ramadhan terletak pada niatnya. Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib, sedangkan puasa Syawal adalah ibadah sunnah. Namun, keduanya sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Qadha Puasa Ramadhan vs Puasa Syawal: Mana yang Didahulukan?

Ilustrasi makanan kaya akan protein/freepik.com/master1305
Sayangi kesehatan saat berpuasa dengan menjaga pola makan yang sering diabaikan. (Sumber: Freepik/master1305).... Selengkapnya

Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, muncul pertanyaan: apakah harus menyelesaikan qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal?

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa qadha puasa Ramadhan harus didahulukan karena hukumnya wajib. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 184.

Namun, sebagian ulama lain berpendapat bahwa boleh mendahulukan puasa Syawal jika memiliki uzur syar'i (seperti sakit atau haid) yang menghalangi untuk qadha puasa Ramadhan. Mereka berpendapat bahwa puasa Syawal juga memiliki keutamaan yang besar.

Kesimpulannya, jika tidak memiliki uzur syar'i, maka sebaiknya didahulukan qadha puasa Ramadhan. Namun, jika memiliki uzur syar'i, maka boleh mendahulukan puasa Syawal. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan konsisten dalam menjalankan ibadah.

Pertanyaan Umum Seputar Puasa Setelah Idul Fitri

Ilustrasi berbuka puasa bersama sahabat/PT Kino Indonesia Tbk
Berbuka puasa lebih menyenangkan dan bersemangat berkat cooltopia lemon lime yang memberikan energi lebih saat berpuasa. (Sumber: PT Kino Indonesia Tbk).... Selengkapnya

Berikut beberapa pertanyaan umum seputar puasa setelah Idul Fitri:

  • Apakah puasa Syawal harus dilakukan berturut-turut? Tidak harus, boleh dilakukan berturut-turut atau terpisah.
  • Bagaimana jika tidak sempat puasa 6 hari penuh di bulan Syawal? Usahakan semaksimal mungkin, tetapi jika tidak memungkinkan, tetap bernilai ibadah.
  • Apakah puasa Senin-Kamis di bulan Syawal bisa dihitung sebagai puasa Syawal? Tidak, puasa Senin-Kamis merupakan ibadah sunnah tersendiri.
  • Apakah ibu hamil/menyusui boleh menjalankan puasa Syawal? Boleh, jika kondisi kesehatan memungkinkan.
  • Apakah puasa Syawal masih bisa dilakukan di tahun berikutnya jika terlewat? Tidak, puasa Syawal hanya bisa dilakukan di bulan Syawal pada tahun tersebut.

Semoga penjelasan ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul seputar puasa setelah Idul Fitri.

Tips Menjalankan Puasa Syawal dengan Konsisten

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-22, 7 Juni 2018
Sudah memasuki puasa yang ke-22, jangan lupa ini jadwal sholat, imsakiyah dan buka puasa Ramadan 2018. (Foto: Pexels.com)... Selengkapnya

Menjalankan puasa Syawal setelah Idul Fitri mungkin terasa berat karena banyaknya godaan makanan dan minuman. Berikut beberapa tips untuk tetap konsisten:

  • Buat rencana yang realistis: Tentukan jadwal puasa yang sesuai dengan kemampuan Anda.
  • Cari dukungan dari orang sekitar: Berbagi niat dan rencana dengan keluarga atau teman dapat meningkatkan motivasi.
  • Perbanyak ibadah sunnah: Membaca Al-Quran, berdzikir, dan sholat sunnah dapat membantu meningkatkan keimanan dan fokus.
  • Jaga kesehatan: Istirahat cukup, makan makanan bergizi, dan minum air putih yang cukup.

Dengan persiapan dan niat yang baik, puasa Syawal dapat menjadi ibadah yang penuh berkah dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan setelah Idul Fitri. Keutamaannya sangat besar, bahkan diibaratkan seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Meskipun pelaksanaan puasa Syawal dapat dilakukan secara berturut-turut atau terpisah, yang terpenting adalah niat yang tulus dan konsisten dalam menjalankan ibadah ini.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang puasa Syawal dan memotivasi kita untuk mengamalkannya. Jangan lewatkan kesempatan untuk meraih pahala yang berlimpah ini.

Ingatlah, ibadah puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana untuk melatih kesabaran, meningkatkan keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua. Aamiin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya