Pria Ini Gemar Minum Darahnya Sendiri

Ia meyakini mengonsumsi darah dapat bermanfaat bagi kesehatannya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Agu 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2015, 19:00 WIB
Pria Ini Minum Darah Sendiri, Apa Manfaatnya?
Foto: Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Seorang dokter bernama Michael Mosley yang juga jurnalis asal Inggris melakukan sebuah cara yang ia anggap dapat meningkatkan kesehatannya yakni dengan mengonsumsi darah manusia.

Pria ini meyakini mengonsumsi darahnya sendiri berdampak baik bagi kesehatan tubuhnya. Foto: The Guardian

 

Mosley memercayai bahwa cara yang ia lakukan dengan mengonsumsi darah dapat menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan. Kepada BBC, Mosley mengaku ia menggunakan darahnya sendiri, baik dalam bentuk puding darah dan sosis darah, lalu ia konsumsi kembali. Menurutnya, darah manusia kaya zat besi, protein, dan Vitamin C.

Penasaran akan manfaat darah manusia, Mosley melakukan riset kecil-kecilan. Fakta yang ia dapatkan lebih mencengangkan, ternyata awet muda karena dalam riset yang menggunakan tikus tua, usai mengonsumsi darah tumbuh neuron baru.

Apa yang ia lakukan dengan mengonsumsi darahnya sendiri mungkin tak lazim. Namun, sedikit banyak hasil risetnya mirip dengan sebuah jurnal Nature Medicine.

"Data kami menunjukkan paparan darah pada usia muda dapat meremajakan kulit dan meningkatkan fungsi kognitif," seperti diungkap ahli biologi dari University of California, Amerika Serikat, Saul Villeda seperti dikutip laman Mercola.com, Selasa (4/8/2015).

Dalam penelitian terebut, tikus ditransfusi darah agar mendapatkan koneksi baru di antara neuron sehingga ada perbunahan signifikan dalam fungsi kognitif, spasial dan ingatan.

Lalu, ada juga studi yang dilakukan di University Stanford, Inggris, menemukan transufsi darah manusia pada tikus usia muda dapat meningkatkan fungsi otak.

"Darah manusia memiliki efek menguntungkan pada setiap organ tikus selama kami mempelajarinya selama ini," terang dokter Tony Wyss yang terlibat dalam penelitian di University Stanford.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya