Liputan6.com, Jakarta Orangtua harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang pengasuhan dan pendidikan anak. "Zaman kian kompleks, orangtua memiliki tanggung jawab besar untuk menghantarkan anak-anaknya dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan dan wajib memiliki pengetahuan pengasuhan dan pendidikan anak," ujar Psikolog Wiwiek Idaryati pada Pelatihan Bina Keluarga Balita di Bandung, ditulis Jumat (7/8/2015).
Menurut Wiwiek, lingkungan keluarga dan pola asuh orangtua memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak dan balita. Ia mengatakan ada tiga hal esensial yang perlu dipertimbangkan orangtua dalam mengembangkan pola asuh anak, yakni bagaimana orangtua memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak, bagaimana orangtua memahami kondisi anak baik secara fisik maupun psikologis, dan bagaimana orangtua membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Baca Juga
"Bila tidak dibina secara maksimal, anak akan berkembang secara alamiah dengan meraba-raba nilai dari lingkungan sekitarnya," katanya. Dengan cara seperti itu, kata dia tidak dapat menentukan apakah anak akan menjadi baik atau buruk. Untuk itu, orangtua perlu memiliki wawasan bagaimana cara ideal mengasuh anak.
Advertisement
Pentingnya pengetahuan orangtua dalam menyiapkan generasi mendatang, kata dia juga telah disadari oleh pemerintah. Gagasan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang tercetus sejak tahun 1980-an hadir melalui naungan lembaga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Fokusnya adalah membina para orangtua yang memiliki balita dan anak usia satu hingga lima tahun, terutama dari kalangan pra-sejahtera agar memiliki kecakapan dalam mengasuh dan membimbing anak.
"Sejak tahun 2012, BKB diprogram hadir terintegrasi dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Posyandu. Namun, keterbatasan sokongan dana dari APBN serta minimnya infrastruktur menjadikan program ini tidak berjalan efektif," kata staff Widyaiswara BKKBN Jawa Barat Aldina Kusumawardhani. Ia menyebutkan, di Jawa Barat keterbatasan dana ini mengakibatkan sulitnya membentuk tim kader yang solid dan kesulitan dalam mengelola program kerja sehari-hari.
"Padahal program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Mengalokasikan dana untuk pendidikan anak dan menghasilkan orangtua hebat serta berpengetahuan sama dengan investasi bangsa jangka panjang dan diharapkan program ini tidak lagi dipandang sebelah mata," kata Aldina menambahkan. (*/Igw)