Berantas Cacingan Tak Cukup dengan Makan Obat

Mengonsumsi obat cacing tak cukup ampuh untuk mengendalikan penyakit infeksi cacingan melainkan perlu juga memperhatikan kebersihan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Nov 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 14:00 WIB
Salah satu cacing penyebab kaki gajah, Wucheria bancrofti.
Salah satu cacing penyebab kaki gajah, Wucheria bancrofti. (Foto: studyblue.com)

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi obat cacing tak cukup ampuh untuk mengendalikan penyakit infeksi cacingan melainkan perlu juga memperhatikan kebersihan di sekitar seperti diungkapkan Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementrian Kesehatan RI, drg. Vensya Sithoang, M.Epid.

"Tidak bisa memberantas cacingan hanya dengan makan obat cacing. Tapi juga perlu adanya peningkatan lingkungan yang sehat dan mengubah perilaku jadi bersih dan sehat," katanya di hadapan kader PKK dari berbagai wilayah di Jakarta dalam acara 'Gerakan Waspada Cacingan' di Jakarta pada Kamis (5/11/2015).

Kebersihan diri dapat dilakukan dengann mencuci tangan pakai sabun terutama pada lima waktu penting, yakni: setelah BAB, membersihkan anak BABA, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makaan, setelah memegang/menyentuh hewan.

Jangan lupa juga untuk rutin memotong kuku agar cacing tak bersemayam di baliknya, memakai alas kaki, dan menutup makanan.

Kebersihan yang dilakukan perseorangan tak akan mampu mensukseskan Indonesia bebas cacingan. Jika misalnya tetangga masih buang air besar di sembarangan, tanah jadi tercemar, bisa jadi ada telur cacing di situ.

Oleh karena itu masyarakat diminta agar BAB di jamban, buang sampah pada tempatnya, drainase air limbah, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Itu yang dokter Vensya harap bisa disosialisasikan oleh para kader-kader PKK yang hadir. "Dengan pengetahuan yang tepat, kita buat masyarakat sadar sehingga ia ubah perilakunya," tuturnya.

Di Indonesia, cacingan memang masih banyak diderita anak-anak. Kemenkes RI mencatat, rata-rata prevalensi cacingan capai 28 persen di tiap daerah. Tapi ada juga yang di atas 50 persen. Misalnya Denpasar sekitar 73,68 persn anak-anak di sana cacingan, lalu Lebak capai 73,68 persen, dan Banten capai 60 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya