Anak dengan Alergi Berisiko Sakit Jantung

Anak-anak yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma berisiko besar dua kali lebih besar kemungkinan mengalami penyakit jantung

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Des 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 19:00 WIB
Saat Anak Kena Kanker, Ortu Perhatikan Juga Buah Hati Lain
Anak sakit (parentdish.ca)

Liputan6.com, Jakarta Anak-anak yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma berisiko besar dua kali lebih besar kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, penyakit jantung pada usia dini, temuan sebuah studi baru.

"Studi ini menunjukkan bahwa risiko kardiovaskular dimulai jauh lebih awal dalam hidup dari yang tak pernah kita sadari," kata penulis utama studi Jonathan Silverberg dari Northwestern University di Amerika Serikat.

Asma, demam dan eksim - semakin umum pada anak-anak - yang terkait dengan peradangan kronis, aktivitas fisik yang terganggu, gangguan tidur dan morbiditas yang signifikan.

Tapi sedikit yang mengetahui tentang faktor-faktor risiko kardiovaskular pada anak-anak dengan penyakit ini.

"Mungkin ada kesempatan untuk memperbaiki gaya hidup mereka dan mengubah risiko ini sedini mungkin," kata Silverberg dikutip dari situs Times of India, Kamis (10/12/2015)

Silverberg mempelajari hubungan asma, demam dan eksim dan faktor risiko kardiovaskular menggunakan data dari National Health Interview 2012 yang melibatkan 13.275 responden anak-anak.

Asma terjadi pada 14 persen anak-anak, eksim pada 12 persen dan demam pada 16,6 persen. Asma, demam, dan eksim berkaitan erat dengan semakin tingginya jumlah anak-anak obesitas.

Hubungan dengan hipertensi dan kolesterol tinggi ada secara terpisah dari obesitas. Peradangan yang terjadi pada asma dan demam mungkin berkontribusi pada tingkat yang lebih tinggi dari penyakit kardiovaskular.

Juga anak-anak dengan asma yang mendalam biasanya lebih menetap, yang juga mungkin memiliki efek yang merugikan dan menaikkan tekanan darah dan kolesterol, kata Silverberg.

Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Allergy & Clinical Immunology.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya