Kehebatan Tersembunyi Orang yang Tak Bisa Bangun Pagi

Jika Anda termasuk orang-orang yang tak bisa bangun pagi, jangan berkecil hati, karena hal itu tak berarti Anda jadi lebih tak produktif.

oleh Nilam Suri diperbarui 26 Des 2015, 18:27 WIB
Diterbitkan 26 Des 2015, 18:27 WIB

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin sudah terbiasa mendengar peribahasa, 'Bangun pagi banyak rejeki,' yang menekankan pentingnya memulai hari sepagi mungkin. Dan bagi Anda yang tak bisa bangun pagi, tak suka bangun pagi, atau selalu merasa lelah di pagi hari, mendengar hal ini mungkin akan jadi kesal atau berkecil hati.

Tapi, apakah memang benar kemampuan untuk bisa bangun sepagi mungkin sebegitu hebatnya?

Ternyata, produktivitas seseorang tak ada hubungannya dengan secepat apa dia memulai hari. Dengan kata lain, Anda yang baru bisa segar di pukul 10 pagi tak lantas jadi kurang produktif dibanding teman Anda yang sudah memulai harinya sejak pukul 6 pagi.

Kenapa begitu?

Karena, tidak seperti orang-orang yang suka bangun pagi--yang biasanya juga tidur lebih cepat--orang-orang yang biasa bangun siang, memiliki kecenderungan alami untuk tidur lebih larut. Dan hal ini sama sekali bukan masalah.

Karena walaupun biasanya mereka terus tidur di pagi hari, yang diklaim sebagai jam-jam paling produktif, orang-orang yang bangun siang memiliki jam-jam produktif yang jauh lebih siang juga.

Seperti yang dijelaskan dalam buku Sleep: A Very Short Introduction, oleh Steven W. Lockley dan Russell, orang-orang yang bangun pagi menjadi lebih mengantuk dan menurun vitalitasnya seiring larutnya hari, sementara mereka yang bangun siang tetap fit sampai malam.

Sekresi melatonin orang-orang yang bangun siang dimulai sangat larut, sehingga membuat mereka mudah untuk tetap terjadi dan produktif sampai larut malam.

Menurut Dr. Charles Czeisler, direktur pengobatan tidur untuk Harvard Medical School, yang mengatakan pada The Wall Street Journal bahwa, tidur ketika Anda lelah, jika memungkinkan, jauh lebih baik bagi kesehatan Anda dibanding memaksakan diri bangun di pagi hari dan lantas berusaha melek menggunakan kafein.

Bagaimana jika terpaksa bangun pagi?

Tapi bagaimana jika Anda memang terpaksa harus bangun pagi?

Orang-orang yang bangun siang ini tentunya beruntung jika memiliki pekerjaan dengan jam kerja fleksibel, atau tidak memiliki anak yang harus mereka persiapkan kebutuhannya di pagi hari. Namun, apa yang harus mereka lakukan saat harus bangun pagi?

Dikutip dari Huffington Post, Sabtu (26/12/2015), ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat Anda terpaksa menyesuaikan diri dengan jadwal yang dimulai lebih pagi:

1. Siapkan hari Anda di malam sebelumnya. Hal ini bisa termasuk tugas-tugas pribadi, tugas-tugas kantor, atau kombinasi keduanya.

Merencanakan hari Anda di malam sebelumnya membuat energi malam Anda tersalurkan secara produktif. Hal ini juga membuat Anda lebih mudah memulai hari besoknya.

2. Pelajari kapan saat-saat terproduktif Anda. Biasanya hal ini terjadi di sore hari, tapi bisa juga saat malam, atau bahkan lewat tengah malam. Ketika Anda sudah mengetahui hal ini, lalu mulai atur rencana bagaimana cara Anda untuk memanfaatkannya.

3. Ciptakan batasan di sekitar jam-jam terproduktif Anda. Orang-orang yang bangun pagi mengatakan keuntungan bangun pagi adalah lingkungan mereka yang masih sepi, sehingga mereka bisa bekerja tanpa gangguan.

Hal ini juga berlaku sama jika jam-jam produktif Anda adalah lewat tengah malam. Namun, jika jam-jam terbaik Anda adalah sore atau malam hari, Anda harus menetapkn batasan untuk memastikan jam-jam ini berlangsung optimal tanpa gangguan.

Namun poinnya, orang-orang yang bangun siang tidak harus mengubah diri mereka menjadi orang yang bangun pagi. Tidak ada yang lebih baik dari kedua tipe ini, yang jelas pastikan jadwal seperti apa yang paling sesuai untuk Anda, sehingga Anda bisa jadi seproduktif mungkin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya