Liputan6.com, Jakarta Ketika pria sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksinya, hal tersebut tentu dapat mempengaruhi kondisi pria saat bercinta.
Namun para ilmuwan mengatakan bahwa dampak disfungsi ereksi tak hanya mempengaruhi kehidupan seks, tapi juga dapat berdampak pada kematian dini.
18 juta pria di Amerika Serikat tengah mengalami kondisi serupa. Tim peneliti dari University of Massissippi mengatakan bahwa disfungsi ereksi juga merupakan satu penanda dari risiko kardivaskular pada tubuh.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa pria dengan disfungsi ereksi berpotensi dirawat karena komplikasi, seperti penyakit kardivaskular, hipertensi, diabetes, obesitas, hingga 70 persen risiko kematian dini.
Peneliti mengungkapkan hampir 20 persen pria di bawah usia 40 tahun menderita disfungsi ereksi. Tim peneliti memeriksa data dari 1.790 pria diusia 20 sampai 85 tahun yang berpartisipasi dalam Kesehatan Nasional dan Survei Pemeriksaan Gizi.
Para ilmuwan menemukan bahwa sebanyak 557 peserta survei menderita disfungsi ereksi yang ditindaklanjuti hampir delapan tahun kemudian mendapatkan hasil 244 dari penderita tersebut telah meninggal.
Para ilmuwan melakukan pengukuran data dari usia, aktivitas fisik, ras-etnis, lingkar pinggang, rasio kemiskinan, hingga penyakit pendukung, mereka kemudian menyimpulkan bahwa peserta survei yang menderita disfungsi ereksi memiliki 70 persen peningkatan risiko kematian secara keseluruhan dini.
Studi ini mengatakan, "Bagaimanapun temuan ini harus ditafsirkan secara hati-hati karena di antara sampel yang dievaluasi dari 1.790 orang dewasa, hanya 61 orang dewasa dengan usia antara 20 sampai 49 tahun yang mengalami disfungsi ereksi". Dikutip dari laman Daily Mail, ditulis Minggu (03/01/2016).
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hasil dalam jangka panjang. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine.