Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Riset: Penemuan "Saklar Penis" sebagai Alat Kontrasepsi Terbaru

Beragam alat kontrasepsi cegah kehamilan telah terjual di pasar bebas, dan kini ditemukan alat kontrasepsi canggih yang ditanam dalam penis.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 11 Jan 2016, 19:33 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 19:33 WIB
Riset Temukan "Saklar Penis" sebagai Alat Kontrasepsi Terbaru
Beragam alat kontrasepsi cegah kehamilan telah terjual di pasar bebas, dan kini ditemukan alat kontrasepsi canggih yang ditanam dalam penis.

Liputan6.com, Jakarta Penemuan alat kontrasepsi terbaru yang dikembangkan oleh Clemens Bimek asal Jerman, berkemungkinan untuk mengurangi pemakaian pil, kondom, atau implan pencegah kehamilan.

Alat kontrasepsi canggih yang dipatenkan oleh Bimek Spermatic Duct Valve (Bimek SDV) ini merupakan sebuah saklar kecil yang ditanamkan ke dalam saluran sperma yang terletak pada testis. Dilansir dari laman metro.co.uk, ditulis Senin (11/01/2016).

Lebih tepatnya saklar penis ini berfungsi untuk mencegah aliran sperma saat sedang melakukan aktivitas seksual, dengan cara menekan tombol pada kulit skrotum (buah zakar) yang sudah ditanam Bimek SDV, sehingga aliran sperma dapat terhenti.

Fungsi dari Bimek ini mirip dengan vasektomi. Pada vasektomi, air mani pada pria tidak mengandung sel sperma lagi sehingga tidak dapat melakukan pembuahan. Tetapi perbedaannya terletak pada saklar, Bimek SDV ini hanya mengontrol sperma untuk tidak mengalir dan tombol pada saklar bisa dikendalikan sendiri oleh pemakainya, sehingga ketika saklar dimatikan, alat kontrasepsi tersebut tidak berfungsi dan bisa membuahi.

Saklar akan berfungsi dengan baik selama tiga hingga enam bulan untuk memastikan tak ada sperma yang tersisa di dalam kelejar pemakainya. Jadi selama kurun waktu yang sudah ditentukan pemakai dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom saat berhubungan. Setelah itu Bimek SDV akan berfungsi selamanya.

Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk memeriksa bahwa tidak ada risiko kerusakan dari sperma, juga Bimex SDV memerlukan persetujuan medis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya