Cari Tahu Potensi Minat Bakat Anak Butuh Observasi Sejak Dini

Orangtua bertugas sebagai pemegang kunci untuk menemukan bakat anak, bukan dilempar pada konsultan atau psikolog untuk menemukannya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Mar 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2016, 08:00 WIB
bakat anak
Orangtua bertugas sebagai pemegang kunci untuk menemukan bakat anak, bukan dilempar pada konsultan atau psikolog untuk menemukannya.

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit orangtua yang ingin mengetahui potensi minat bakat pada anak-anak mereka. Tak heran bila banyak orangtua modern mendatangi konsultan minat bakat atau ke psikolog untuk mengetahui minat bakat anak. Namun mereka hanya membantu, tetap orangtualah yang menjadi kunci anak mengetahui potensi minat bakatnya.

"Tes sesungguhnya untuk melihat potensi minat bakat anak adalah observasi rutin sejak anak usia dini yang dilakukan orangtua. Bukan kita lempar konde ke tes minat bakat atau ke psikolog," terang psikolog Ajeng Raviando.

Untuk bisa mengidentifikasi minat bakat anak, orangtua perlu kejelian dan ketelitian mana yang anak suka.

Tentu saja bagi ibu yang bekerja tak cukup banyak waktu untuk bisa mengobservasi anak atau memiliki quality time bersama anak. Oleh karena itu, orangtua bisa mengajak guru bekerjasama.

"Coba tanya ke gurunya. Perlu diingat jangan hanya ditanya tentang kemampuan akademis, ini kan soal nilai. Tapi tanya juga bagaimana ia di kelas, bersama temannya, attitude-nya, sopan tidak. Jangan hanya cari kecerdasan intelektual saja, tapi juga kecerdasan majemuk," tutur Ajeng dalam acara Office to Office Parenting Talk Show bersama Nutrilon Royal di Jakarta pada Jumat, 11 Maret, ditulis Sabtu (12/3/2016).

Ketika orangtua sudah melihat ketertarikan anak coba orangtua bantu arahkan ke sana. Pilih satu-dua lalu kembangkan. "Kalau dia suka musik, nyanyi, nari, bukan semuanya kita kembangkan, tapi fokus pada satu atau dua hal lalu kembangkan," papar ibu dua anak ini. 

Satu hal lagi yang perlu diingat orangtua bahwa yang bikin anak sukes bukan hanya kecerdasan intelektualnya saja. Bisa juga kecerdasan majemuk seperti kecerdasan bahasa, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, musikal, visual-spasial, kinestetik, dan naturalis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya